SAMARINDA: Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji mengaku optimis seluruh desa di Benua Etam akan merasakan Gratispol internet gratis.
Ia menyebut, saat ini kurang lebih 200 dari 841 desa sudah menikmati manfaat dari internet gratis.
“Kita akan terus kembangkan program ini hingga lima tahun ke depan. Bahkan, kami yakin lima tahun ke depan internet desa gratis bisa tercapai,” yakinnya di Ruang Kerja Wakil Gubernur, Jalan Gajah Mada Samarinda belum lama ini.
Ia menerangkan, internet gratis yang sudah terkoneksi di 200 desa ini prioritas terpasang di kantor-kantor desa dan yang menjadi fokus utama program Gratispol adalah wilayah pedalaman dan terpencil seperti Mahakam Ulu, Kutai Barat dan Berau.
“Saya minta program ini bisa fokus di Mahakam Ulu, Kubar hingga Berau,” tegasnya.
Wagub menegaskan, apabila ada saran dalam pelaksanaan program gratispol, khususnya gratis internet di desa maka Pemprov Kaltim siap menerima saran selama tujuannya untuk membangun sehingga program ini tercapai.
Dirinya menyadari, setiap program baru yang dikerjakan pasti menemui kendala dan kekurangannya.
Ia pun berharap program gratis internet ini mendapat perhatian masyarakat agar bersama-sama mendukungnya.
“Kerja kami untuk masyarakat, seperti program gratis internet di desa-desa,” tuturnya.
Sebelumnya, di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal menerangkan untuk tahun 2025, di anggaran murni ini Pemprov menargetkan 716 desa dan di 125 desa di anggaran perubahan.
“Anggarannya kalau di murni ini kisaran Rp8 miliar,” sebutnya saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor Diskominfo Kaltim, Jalan Basuki Rahmat Samarinda.
Ia menegaskan, diperlukan waktu dan bertahap bagi masyarakat di desa untuk dapat menikmati internet gratis ini karena harus dilakukan proses pemasangan melalui 3 saluran.
“Ketika dia mampu fiber optik kita pakai fiber optik karena itulah yang paling kuat, paling stabil dan murah. Setelah itu baru kita gunakan wireless radio, mungkin kita pakai orbitnya Telkomsel. Kalau sudah gak bisa semuanya baru kita gunakan starlink. Itu untuk beberapa titik yang memang kabel gak bisa dan radio juga gak bisa,” paparnya.
Faisal menekankan, internet gratis yang diberikan adalah satu titik di satu desa yang mengutamakan pelayanan publik seperti kantor desa.
“Kalau kantor desanya sudah ada, titik ini kita larikan ke puskesmas pembantu (kesehatan). Kalau sudah ada juga, kita larikan ke sekolah (pendidikan). Kalau ini juga sudah ada baru kami rencananya masuk ke satu titik yang kita sebut creative hub village,” terangnya.
“Jadi ada satu tempat yang kita kasih akses internet bisa digunakan oleh warganya untuk peningkatan digitalisasi masyarakat di sana atau wifi di titik mana yang disepakati di desa,” sambungnya.
Ia menambahkan, blank spot dan internet gratis adalah dua hal berbeda karena blankspot larinya ke telekomunikasi.
Pos dan telekomunikasi, lanjutnya, sudah ditarik kewenangannya ke pusat.
“Data memang mungkin 20 sampai 25 persen daerah blankspot di Kaltim. Itu ditangani Kementerian Kominfo. Nanti kami mau jumpa pers akhir bulan kali ya, sekaligus menjelaskan beberapa hal yang masih orang belum paham,” pungkasnya. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor : Emmi