SAMARINDA: Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik menekankan pentingnya data presisi dalam menyusun peta pariwisata yang ada di Provinsi Kaltim.
Menurut Akmal, kebijakan pengembangan pariwisata yang efektif hanya bisa dicapai dengan dukungan data yang akurat.
“Kebijakan tanpa data itu hanya zonk, omon-omon saja. Kita tidak bisa intervensi kalau data kita hanya makro, tidak akan bisa. Kita akan intervensi kalau jelas datanya,” kata Akmal Malik saat coffee morning dengan isu “Pariwisata dan Pertambangan ilegal” bersama media, di Ruang VVIP Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Rabu (29/5/2024).
Akmal menambahkan bahwa tugas pemerintah adalah menyebarkan informasi terkait pariwisata baik kuliner, religi maupun alam dengan data yang lengkap dan akurat.
Hal ini bertujuan agar pelancong, baik nasional maupun mancanegara, mudah mengakses informasi dan tertarik untuk mengunjungi Kaltim.
Saat sesi diskusi, Akmal menjawab pertanyaan wartawan terkait mahalnya wisata di Kaltim, Akmal menyatakan bahwa harga relatif tergantung perspektif.
“Wisata ke Labuan Cermin atau Pulau Kaniungan di Kabupaten Berau mungkin mahal jika menyewa speed boat sendiri. Namun, jika datang dengan rombongan, biayanya bisa lebih hemat,” jelas Akmal.
Untuk memaksimalkan potensi pariwisata lokal, Direktur Jendral Otonomi Daerah Dalam Negeri ini juga mendorong sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk penerapan leaflet informasi wisata di maskapai penerbangan dan para influencer di media sosial.
Potensi wisata seperti Waduk Samboja dan Waduk Manggar perlu dimanfaatkan dengan optimal.
Kemudian ia juga mengingatkan Dinas Pariwisata Kaltim untuk memaksimalkan potensi terdekat, semisal Waduk Samboja dan Waduk Manggar.
Kolaborasi tentu harus dilakukan dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Kementerian Pekerjaan Umum yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan sungai dan waduk.
“Jangan-jangan kita punya potensi bagus di dekat sini, tapi kita tidak tahu. Tinggal bikin event dan tidak mahal,” ujarnya.
Selain itu, Akmal mengapresiasi peran media dalam mendukung pengembangan pariwisata meskipun dengan anggaran terbatas.
“Jadi yang kita perlukan itu militansi dan kemauan keras,” tegasnya.
Menanggapi dampak dan bencana lubang bekas tambang, Akmal menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, terutama pelajar, mengenai bahaya lubang bekas tambang.
“Kita harus mengedukasi masyarakat, terutama pelajar. Karena korban lubang eks tambang banyak di usia pelajar. Kita sampaikan bahaya dan larangan mendekati lubang bekas tambang, karena sudah banyak korban jiwa,” seru Akmal.
Terakhir, Akmal juga mengusulkan pembentukan call center untuk menangani aduan masyarakat terkait “illegal mining”, agar tidak semua keluhan disalurkan melalui media.
Turut hadir Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Ririn Sari Dewi, Kepala Badan Kesbangpol Kaltim Sufian Agus, Kepala Diskominfo Kaltim Muhammad Faisal dan puluhan wartawan media cetak, online maupun elektronik.(*)