BALI: Berlibur ke Bali merupakan pilihan tepat bagi para pecinta alam, karena pulau ini menawarkan beragam destinasi unik yang mampu menyegarkan pikiran dan memanjakan mata.

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Tanah Lot, sebuah ikon pariwisata yang sarat akan keindahan alam dan nilai spiritual.
Terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Tanah Lot memiliki daya tarik utama berupa pura yang berdiri kokoh di atas batu karang di tengah laut.
Tempat ini memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi masyarakat Hindu di Bali, karena dipercaya sebagai tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
Pura ini juga menjadi salah satu tempat ibadah yang disucikan oleh umat Hindu.
Nama Tanah Lot berasal dari kata “tanah” yang berarti daratan atau pulau, dan “lot” atau “lod” yang berarti laut.
Sehingga, Tanah Lot dapat diartikan sebagai daratan atau pulau yang berada di tengah laut.
Di kawasan ini terdapat dua pura yang berdiri di atas batu besar: satu di atas bongkahan batu di tengah laut, dan satu lagi di atas tebing.
Pura Tanah Lot yang dibangun pada abad ke-17 Masehi ini merupakan bagian dari jajaran Pura Dang Kahyangan.
Wisatawan yang berkunjung akan disambut dengan pemandangan dramatis, ombak yang menghantam karang dan langit biru yang terbentang luas.
Suasana ini menciptakan pengalaman yang menyentuh hati, tak hanya bagi wisatawan domestik, tapi juga mancanegara, yang kerap mengabadikan momen dari area berpagar yang disediakan.
Tak hanya soal panorama, Tanah Lot juga terkenal dengan keberadaan Ular Suci yang menghuni sebuah goa dekat pura.
Ular ini merupakan spesies ular laut yang dianggap sakral oleh masyarakat Hindu Bali.
Mereka dipercaya sebagai jelmaan dari selendang suci berwarna hitam putih milik pendeta Dang Hyang Nirartha, sang tokoh yang membangun Pura Tanah Lot.
Dalam kepercayaan lokal, ular-ular bercorak belang hitam-putih ini diyakini membawa perlindungan dan keberuntungan bagi masyarakat serta pura.
Banyak pengunjung yang datang untuk melihat bahkan menyentuh ular-ular ini sambil berdoa, karena dipercaya dapat mengabulkan permohonan.
Meskipun ular tersebut memiliki bisa yang sangat kuat, bahkan disebut lebih kuat dari ular kobra, pengunjung tak perlu khawatir.
Ular-ular ini dijaga oleh para pawang berpengalaman yang memastikan keselamatan wisatawan.
Hingga saat ini, belum pernah ada laporan kasus gigitan terhadap pengunjung. Ular-ular suci ini tidak selalu berada di dalam goa.
Ketika laut surut, mereka biasanya menghilang, dan baru akan muncul kembali saat air pasang.
Pawang akan membantu menunjukkan keberadaan ular kepada pengunjung.
Selain itu, wisatawan diperbolehkan berjalan menuju dasar pura saat laut sedang surut.
Namun, perlu diketahui bahwa area dalam Pura Tanah Lot hanya diperuntukkan bagi umat Hindu yang hendak sembahyang.
Wisatawan non-Hindu hanya diperkenankan berada di sekitar pura.
Untuk menikmati keindahan Tanah Lot, pengunjung dikenakan tiket masuk dengan tarif sebagai berikut:
Dewasa (domestik): Rp30.000. Anak-anak (domestik, usia 5–10 tahun): Rp20.000. Dewasa (internasional): Rp75.000
Kemudian, anak-anak (internasional, usia 5–10 tahun): Rp40.000
Di sepanjang jalan menuju pura, pengunjung juga akan menemukan deretan pedagang lokal yang menjual berbagai oleh-oleh khas Bali.
Tidak perlu terburu-buru membeli saat datang; wisatawan bisa berbelanja saat perjalanan pulang setelah puas menikmati keindahan Tanah Lot.
Bagi Anda yang berencana berkunjung, waktu terbaik untuk datang adalah sore hari menjelang matahari terbenam.
Pemandangan senja yang berpadu dengan siluet pura di tengah laut akan menjadi pengalaman tak terlupakan, indah, sakral, dan menenangkan.