SAMARINDA: Upaya mencegah kekerasan terhadap anak kini merambah ke sektor transportasi daring. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalimantan Timur (Kaltim) menggandeng 170 pengemudi ojek online dari Maxim, Gojek, dan Grab dalam program Melindungi Masa Depan Anak bersama Ojol Berlian yang digelar di Ruang Bina Bangsa Kesbangpol Kaltim, Selasa, 7 Oktober 2025.

Program ini menjadi bagian dari upaya DP3A memperluas jejaring perlindungan anak di ruang publik, termasuk transportasi daring, agar anak-anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan ramah.
Ketua Panitia Vepri Haryono dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak, baik secara fisik, psikis, maupun seksual.
“Kami ingin para pengemudi transportasi online menjadi pelopor keselamatan sekaligus pelapor jika menemukan tanda-tanda kekerasan terhadap anak. Peran mereka penting karena sering berinteraksi langsung dengan masyarakat,” ujar Vepri.
Kegiatan ini juga merujuk pada sejumlah regulasi, di antaranya UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Perda Provinsi Kaltim No. 6 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak.
Kepala Dinas DP3A Kaltim Noryani Sorayalita yang membuka kegiatan menegaskan pentingnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi tanggung jawab kita semua. Mereka adalah masa depan bangsa yang harus dijaga kualitas fisik, mental, dan spiritualnya,” tegas Noryani.
Ia membeberkan, setiap hari terjadi rata-rata 4-5 kasus kekerasan di Kaltim, dengan sekitar separuh korbannya adalah anak-anak. Ironisnya, 70-80 persen pelaku justru berasal dari lingkungan terdekat, bahkan keluarga sendiri.
“Artinya, pengawasan harus dimulai dari rumah dan lingkungan sekitar anak,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, DP3A memperkenalkan gerakan edukatif “Aku Tahu, Aku Mau, Aku Bisa” kepada para pengemudi ojol.
Pesan tersebut bermakna mengetahui tanda-tanda kekerasan, berani melapor, dan mampu melakukan tindakan pencegahan.
“Melalui Ojol Berlian, kita ingin para driver tidak hanya jadi pengantar penumpang, tapi juga pengantar perlindungan anak,” tambah Noryani.
Selain DP3A, hadir pula narasumber dari Polda Kaltim, LBH APIK, serta organisasi masyarakat sipil yang bergerak di bidang perlindungan anak dan perempuan.
Acara ditutup dengan deklarasi Ojol Berlian Kota Samarinda. Para peserta bersama-sama meneriakkan yel-yel: “Aku Tahu! Aku Mau! Aku Bisa!” sebagai bentuk komitmen kolektif menjaga masa depan anak-anak di Benua Etam.
