SAMARINDA: Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud mengatakan pemanfaatan kelapa sawit sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT) masih belum optimal.
Padahal, potensi limbah kelapa sawit seperti tandan kosong dan cangkang dapat diolah menjadi biomassa untuk pembangkit listrik, Termasuk biogas dari limbah cair kelapa sawit (POME).
“Langkah ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan listrik, tetapi juga sejalan dengan komitmen kita terhadap pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon,” ujarnya saat kunjungan kerja (kunker) ke wilayah utara Kaltim di Sangkulirang Kutai Timur, Senin, 14 Juli 2025 lalu.
Sebagaimana diketahui, kebutuhan elektrifikasi masyarakat Benua Etam masih belum terpenuh di kawasan pinggiran perkotaan.
Terlebih kawasan pedalaman kabupaten seperti di Kabupaten Kutai Timur.
Dari 141 desa di Kutai Timur, terdapat 26 desa yang belum teraliri listrik PLN.
PLN sendiri tengah mengupayakan perusahaan kelapa sawit (PKS) menggunakan excess power (kelebihan daya listrik) dari PT Bumi Mas Agro (BMA).
“Energi listrik PKS-PKS ini bisa diberikan ke masyarakat sekitar dan diatur sistem PLN,” dukung Harum, sapaan akrabnya.
Orang nomor satu Benua Etam itu pun mendorong kerja sama antara pemerintah daerah, PLN, investor dan pelaku industri kelapa sawit untuk merealisasikan program ini.
“Limbah komoditas sawit ini melimpah di Kaltim dan harus dikelola untuk energi bagi masyarakat,” pintanya.
Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setdaprov Kaltim Ujang Rachmad menyampaikan, khusus Kutai Timur terdapat 40 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit mencapai 2.200 ton per jam.
“Di Kaltim ada tujuh perusahaan sawit yang aktif menggunakan biomassa dan POME untuk listrik dengan total kapasitas 7 MW. Sebagian telah disalurkan ke masyarakat,” sebutnya.
Manager UP2K Kaltim Nur Hakim menyampaikan, ada pula beberapa desa yang sudah teraliri namun belum 24 jam seperti Desa Manubar dan Desa Manubar Dalam Kecamatan Sandaran.
“Sejak 2024 beroperasi 12 jam,” ungkapnya didampingi Manager PLN UP3 Bontang Sri Wahyuningsih.
Ia menyebut, sesuai roadmap PLN hingga tahun 2027 ditarget 100 persen seluruh desa di Kutai Timur akan teraliri listrik PLN dengan alokasi APBN (penugasan).
“Dari PT BMA ada daya sekitar 1 Mw dialirkan 50 – 500 Kw. Memanfaatkan PT BMA dan PLN interkoneķsi sehingga beban masih tercukupi untuk 7 desa sekitar perusahaan,” terangnya.