SAMARINDA: Program transmigrasi di Kalimantan Timur kini dipastikan lebih berpihak kepada masyarakat daerah. Pemerintah Provinsi Kaltim menetapkan bahwa 75 persen dari kuota 50 kepala keluarga (KK) transmigran di UPT Keladen, Kabupaten Paser, tahun ini akan diisi warga lokal, sementara sisanya baru berasal dari luar daerah.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim, Rozani Erawadi, menyebut kebijakan tersebut diambil untuk memastikan program transmigrasi benar-benar mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Seleksi calon transmigran diprioritaskan untuk warga lokal dengan porsi sekitar 75 persen, sisanya baru dari luar daerah,” ujarnya di Samarinda, Selasa 19 Agustus 2025.
Saat ini, UPT Keladen memiliki daya tampung hingga 140 KK. Untuk tahap awal tahun ini, pemerintah membangun 50 unit rumah baru yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan pelaksana teknis lapangan oleh dinas terkait di Kabupaten Paser.
Selain rumah layak huni, pemerintah juga menyiapkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk penerangan. Para transmigran akan memperoleh catu pangan berupa beras dan ikan kering selama masa transisi, hingga bisa mandiri dari hasil panen pertama.
“Setiap KK akan mendapatkan lahan garapan. Jika disiplin menetap dan menggarap lahannya selama lima tahun, maka tanah tersebut akan menjadi hak milik yang dibuktikan dengan sertifikat,” jelas Rozani.
Kajian pemerintah pusat menempatkan jagung sebagai komoditas utama yang dikembangkan di kawasan UPT Keladen. Namun, sambil menunggu hasil panen, para transmigran juga dapat bekerja di perkebunan kelapa sawit yang berlokasi tidak jauh dari pemukiman.
“Kami ingin masyarakat bisa mandiri dan berdaya saing, tidak hanya menunggu hasil pertanian, tapi juga memperoleh pendapatan tambahan,” terang Rozani.
Sebagai bentuk dukungan jangka panjang, Pemprov Kaltim menyiapkan program pelatihan pascapanen dan bantuan modal usaha setelah para transmigran beradaptasi lebih dari dua tahun.
“Jadi tidak hanya diberi rumah dan lahan, tetapi juga keterampilan untuk mengembangkan usaha. Dengan begitu, program ini berkelanjutan dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.