Samarinda – Ketua kelompok riset analisis keberlanjutan dan ELCA pada pertanian terpadu dan industri makanan, pusat riset sistem produksi berkelanjutan dan penilaian daur hidup – BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Republik Indonesia. Muhammad Nasir Rofiq menyampaikan rencana penerapan inovasi pertanian dan peternakan berkelanjutan di Kalimantan Timur.
Hal tersebut ia sampaikan pada kegiatan kuliah tamu dengan tema budidaya maggot sebagai upaya penerapan green circular economy di wilayah Kalimantan Timur. Digelar di Gedung ILAB Unmul Samarinda, Senin (18/10/2022).
Kegiatan tersebut menghadirkan Muhammad Nasir Rofiq sebagai narasumber beserta CEO Biomagg Aminudi Amin, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim Fahmi Himawan.

Muhammad Nasir menyampaikan segala proses inovasi harus melalui pendekatan dimensi berkelanjutan termasuk segala inovasi di bidang pertanian dan peternakan harus memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Inovasi di bidang pertanian dan peternakan harus memenuhi beberapa dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals),” ungkapnya.
Ia menerangkan Unmul telah melakukan kerja sama dengan BRIN RI yang selanjutnya akan berkembang dengan pemerintah dan mitra swasta guna melaksanakan sistem pertanian terpadu, produksi peternakan berkelanjutan di Kaltim.
“Ya, sudah kita canangkan konsep kolaborasi ini dengan melibatkan pemerintah, akademisi, pihak swasta, masyarakat dan komunitas,” terangnya.
Kemudian CEO Biomagg, Aminudi, menyampaikan Biomagg sebuah inovasi mengelola sampah organik menggunakan maggot yang hasilnya menjadi berbagai produk yang berguna serta memiliki nilai ekonomis.
Ia mengatakan konsep tersebut menjadi suatu terobosan baru, menciptakan sirkulasi ekonomi berkelanjutan di mana hasil pengolahan sampah organik menggunakan manggot ini dapat menghasilkan berbagai produk pakan peternakan dan pupuk pertanian yang berkelanjutan.
“Pengolahan sampah organik dengan maggot ini mampu menekan permasalahan sampah serta sebagai inovasi pakan ternak dan pupuk pertanian dan menciptakan sirkulasi ekonomi yang berkelanjutan,” jelasnya.
Lebih lanjut Aminudi mengharapkan kedepannya Biomagg akan di kembangkan di setiap daerah termasuk Kaltim, agar menciptakan budaya masyarakat yang mandiri mengolah sampah organik dengan maggot. Selanjut bekerja sama dengan stakeholder untuk memanfaatkan maggot tersebut.
“Harapannya di Kaltim mulai menggunakan maggot, dukungan regulasi dari pemerintah serta kerja sama stakeholder sehingga keberlangsungan dimensi bidang kehidupan itu berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Fahmi Himawan mengungkapkan peran dan posisi sektor peternakan Provinsi Kaltim memiliki tujuan mewujudkan tujuan ekonomi yang berkualitas serta meningkatkan peran sektor pertanian dan pengembangan perternakan di Kaltim.
Pemerintah provinsi Kaltim tentu akan menghimpun serta mengakomodir tujuan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah pusat, berkolaborasi dengan pihak swasta terkait inovasi sektor pertanian dan peternakan termasuk inovasi maggot tersebut dapat di terapkan di Kaltim.
“Beberapa pemaparan dari narasumber tadi ke depannya akan kita akomodir serta berkolaborasi untuk menerapkan di Kaltim pada sektor pertanian dan peternakan yang berkelanjutan,” tandasnya.
