SAMARINDA: Tidak diragukan lagi bahwa langkah ke dunia politik memerlukan dana yang sangat besar untuk berkampanye.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang telah memiliki pengalaman politik selama 30 tahun, menekankan bahwa pendanaan kampanye adalah hal serius yang tidak boleh dianggap enteng.
Bahkan saat pertama kali berkampanye untuk posisi wali kota, Andi Harun hanya mengandalkan dana pribadi, menolak bantuan eksternal.
Meskipun ada tawaran bantuan, dia menegaskan ketidaksetujuannya untuk menerimanya, karena mengetahui hal itu bisa mengarah pada kendali eksternal akibat “dana pengendali” dalam bentuk bantuan kampanye.
“Kalau mau terima bantuan itu percayalah tidak akan jadi wali kota atau bupati yang sebenarnya, maka akan dikendalikan kepemimpinannya karena saya perlu kembalikan modal,” ujarnya, Selasa (16/4/2024).
“Saya belajar bahwa mereka yang menerima bantuan di politik jarang sekali sungguh-sungguh hanya sebagian kecil yang benar-benar ikhlas. Itu yang saya pelajari selama 30 tahun saya di politik,” tambahnya.
Berbagi pengalamannya sebagai Wali Kota Samarinda, Politisi Partai Gerindra ini menyatakan merasa bebas dari pengaruh eksternal, karena telah berkampanye dengan menggunakan dana pribadi.
“Selama masa jabatan saya sebagai wali kota, saya merasa bebas. Saya tidak berhutang budi kepada siapa pun karena bantuan kampanye. Semuanya berjalan lancar tanpa kendali eksternal,” tegasnya.
Pada suatu waktu, seorang sahabatnya, yang diduga sebagai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, menawarkan bantuan kampanye kepada Andi Harun sebagai tanda persahabatan, bukan permintaan.
“Seorang menteri, yang tidak akan saya sebutkan namanya, memberikan bantuan sebagai sahabat. Itu inisiatif dari dia, bukan permintaan dari saya. Bagaimana saya bisa menolak bantuan dari seorang sahabat?” tegasnya.
Melalui ceritanya ini, Andi Harun mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin, terutama dengan Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 yang akan datang, dan mendorong agar masyarakat benar-benar memahami siapa figur yang mereka pilih sebagai pemimpin.(*)