SAMARINDA : Borneo Vokasi Fest 2024 yang digelar Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), menampilkan beberapa stand yang menarik.
Salah satu stand yang menarik perhatian yaitu produk dari bahan ramah lingkungan.
Latri Triani Fisari, mahasiswa dari Program Studi Desain Produk Kayu dan Serat, menyebutkan bahwa stand mereka menampilkan karya-karya terbaik mahasiswa, mulai dari tas, sepatu, hingga mainan daur ulang.
“Kami di sini menyediakan hasil karya mahasiswa terbaik yang biasanya didominasi tas, sepatu, mainan bekas, dan lainnya. Ada juga yang furniture, tetapi karena ukurannya besar, tidak bisa ditampilkan di sini,” jelas Latri.
Latri menjelaskan bahwa setiap produk yang ditampilkan merupakan hasil karya handmade dan proses pembuatannya memakan waktu cukup lama.
Menurutnya, satu produk bisa memakan waktu hingga satu semester penuh, yaitu sekitar enam bulan.
“Kami juga harus membuat laporan dan menguji kelayakan produk tersebut sebelum dipamerkan,” tambahnya.
Proses pembuatan dimulai dengan referensi desain, sketsa alternatif dan persetujuan dari dosen sebelum akhirnya memasuki tahap produksi.
Desain produk tidak hanya fokus pada fungsionalitas, tetapi juga estetika serta ramah lingkungan.
“Produk kayu dan serat ini kami buat lebih menarik dan ramah lingkungan, terutama untuk anak-anak. Kami ingin produk tampil lebih fancy dan tetap menjaga unsur tradisional,” jelas Latri
Salah satu pengunjung, Febri, mengungkapkan kekagumannya terhadap karya mahasiswa Polnes yang dipamerkan.
Menurutnya, produk-produk tersebut sangat menarik, terutama karena menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan.
“Karyanya sangat bagus dan menarik, apalagi bahannya dari bahan ramah lingkungan,” ujar Febri.
Dalam hal pemasaran, produk yang dipamerkan di Borneo Vokasi Fest juga dapat diperjualbelikan, dengan harga berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp4 juta.
Latri menyebut bahwa minat terhadap produk-produk berbahan kayu dan serat masih ada, terutama dengan inovasi desain yang lebih estetis dan modern.
“Peminatnya masih ada, karena kami berinovasi untuk menjaga desain produk kayu tetap menarik dan ramah lingkungan,” ujar Latri.
Karya mahasiswa ini, selain menonjolkan aspek desain, juga diproduksi dengan memperhatikan bahan baku yang sebagian disediakan oleh kampus. Namun, untuk material khusus, para mahasiswa harus menyediakannya sendiri.(*)