
BONTANG : Anggota Komisi A DPRD Kota Bontang Saeful Rizal menegaskan urgensi pembenahan moral dan akhlak di kalangan pemuda Kota Bontang Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurutnya, tantangan pergaulan anak muda di Bontang tidak jauh berbeda dengan yang dihadapi di kota-kota lain, sehingga diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk melindungi generasi muda dari pengaruh negatif seperti kriminalitas, narkoba, dan Minuman Keras (Miras).
“Moralitas dan etika pergaulan pemuda menjadi perhatian penting karena akhlak yang baik adalah pondasi dalam berinteraksi, baik sesama pemuda maupun dengan orang tua,” ujar Saeful.
Ia mencatat peningkatan kesopanan dan penghormatan terhadap orang yang lebih tua sangat dibutuhkan.
“Kalau hanya mengeluh bahwa anak muda kurang sopan, itu belum menyelesaikan masalah. Ada sebab-sebab yang perlu kita atasi bersama,” tambahnya.
Saeful menekankan pentingnya dukungan pemerintah melalui regulasi yang memadai untuk menciptakan iklim positif bagi pemuda.
Ia mengusulkan bahwa ketersediaan lapangan kerja dapat menjadi solusi praktis, karena saat pemuda terlibat dalam dunia kerja, mereka cenderung tidak memiliki kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas negatif.
“Kalau mereka sibuk bekerja, peluang untuk tawuran atau tindakan merugikan lainnya bisa ditekan,” jelasnya.
Namun, menurut Politisi PKS itu, pendekatan praktis tersebut harus disertai dengan penguatan nilai-nilai moral dan agama. Ia memperingatkan olahraga atau prestasi fisik lainnya hanya akan mengalihkan perhatian tanpa menanamkan pondasi moral yang kuat.
“Pembinaan keagamaan melalui dakwah dan aktivitas yang menginternalisasi nilai-nilai agama harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pembinaan pemuda,” ujarnya.
Ia menekankan internalisasi nilai moralitas penting untuk semua komponen masyarakat, bukan hanya untuk pemuda.
Saeful menyatakan peran seluruh elemen masyarakat sangat penting dalam membentuk karakter anak muda yang lebih baik.
Dukungan dari pemerintah, kepolisian, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dianggap esensial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan moral pemuda.
Ia berharap pendekatan yang lebih mendalam melalui pemahaman agama dan nilai-nilai moralitas akan membantu pemuda memiliki pondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan zaman.
“Pemuda, dengan energi dan kekuatan mereka, berpotensi menjadi kekuatan yang positif bagi masyarakat, namun jika tidak dibimbing dengan baik, energi tersebut bisa memiliki daya rusak yang tinggi,” tuturnya.
Saeful Rizal menekankan bahwa pembinaan akhlak yang berkelanjutan sangat penting agar generasi muda dapat menjadi individu yang berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat luas.(*)