SAMARINDA : Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni menegaskan pemerintah menginginkan masyarakat Kaltim adalah masyarakat yang sehat yang memiliki kepedulian terhadap perilaku sehat.
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) salah satunya.
Ia menyadari, jamban di sungai sudah menjadi sebuah kultur bagi kehidupan masyarakat Kaltim.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa dinamika perkembangan jaman menuntut gaya hidup yang sehat.
“Mungkin bisa dibuat inovasi apakah jamban-jamban yang ada itu dibuat menjadi hiasan saja. Sehingga keberadaan jamban tetap ada, tetapi fungsinya tidak lagi sebagai jamban masyarakat,” kata Sekda.
Hal itu ia katakan pada Dialog dan Penandatanganan Komitmen Percepatan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Serta Pemberian Penghargaan Kinerja Penurunan Stunting Tahun 2024 di Pendopo Odah Etam, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Senin (18/11/2024).
Ia mencontohkan, di London ada ikon tempo dulu yakni sebuah box telepon berwarna merah yang banyak ditemui namun hanya sebagai aksesoris.
Sudah tidak lagi digunakan sebagai kotak telepon, tetapi menjadi ciri kultur dari Kota London dan tetap ada di London bahkan diadopsi di tempat lain.
“Barang kali jamban sungai ini bisa menjadi museum jamban. Didekorasi hias, tapi tidak lagi dipergunakan. Mungkin ini metode yang bisa kita lakukan perlahan-lahan tanpa meniadakan kultur itu,” terangnya.
“Fungsinya sudah jadi museum saja, mengingatkan orang tentang perjalanan peradaban kultur di kehidupan masyarakat kita berinteraksi dengan sungai,” tambahnya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim itu mengungkapkan, tercatat 68 persen atau setara 707 desa/kelurahan di Kaltim yang bebas dari perilaku buang air besar sembarangan.
Ia mengingatkan, jangan sampai komitmen ini hanya sebuah komitmen di atas kertas tetapi tidak ada rencana aksi atau implementasinya bagi perangkat daerah.
“Kalau sudah ditandatangani kepala daerah, maka tugas perangkat daerah di masing-masing kabupaten/kota menjabarkan komitmen ini dalam kewenangannya masing-masing agar komitmen yang ditandatangani nanti kita lihat beberapa tahun ke depan kabupaten/kota mana capaiannya dan presentasenya berapa persen bisa dilihat dari seberapa dalam intervensi pemerintah kabupaten/kota untuk kegiatan SBS di wilayahnya masing-masing,” tegasnya.
Ia menambahkan, kegiatan SBS ini juga berkaitan dengan sanitasi yakni penyediaan air bersih. Masyarakat yang sehat pun menjadi indikator penurunan angka stunting di Kaltim.
Untuk itu, dirinya mengapresiasi TNI/Polri yang sudah memberi dukungan terkait penyediaan air bersih di beberapa titik guna mendukung perilaku hidup sehat masyarakat Kaltim.
“Dengan kolaborasi yang solid, tentu kita akan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih dan bermartabat bagi seluruh masyarakat Kaltim,” pungkasnya.
Adapun 4 Daerah di Kaltim yang menerima Penghargaan Kinerja Penurunan Stunting Tahun 2024 diantaranya Kabupaten Kutai Kartanegara peringkat I, Kabupaten Paser peringkat II, Kota Balikpapan peringkat III dan peringkat IV Kota Bontang.(*)