SAMARINDA : Masalah pengelolaan sampah menjadi salah satu topik hangat dalam debat ketiga Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur 2024 yang digelar Jumat (22/11/2024) di Stasiun Metro TV dan Kanal YouTube KPU Kaltim.
Dua pasangan calon (paslon) menyampaikan strategi mereka dalam menangani sampah demi mendukung pemulihan lingkungan di Kalimantan Timur.
Paslon nomor urut 2, Rudy Mas’ud & Seno Aji, menekankan pentingnya regulasi dan kolaborasi dalam pengelolaan sampah.
Sementara itu, paslon nomor urut 1, Isran Noor & Hadi Mulyadi, menyoroti aspek budaya sebagai inti dari permasalahan sampah.
Rudy Mas’ud mengawali paparan dengan menekankan perlunya penguatan regulasi terkait pengelolaan sampah di kabupaten/kota.
“Sampah saat ini menjadi permasalahan di kabupaten/kota, oleh karena itu perlu penanganan, penguatan, dan regulasi untuk mendorong perda pengelolaan sampah yang lebih kuat,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi berbasis komunitas dan sekolah, serta pemanfaatan teknologi untuk mengolah sampah menjadi energi dan pupuk.
“Kami akan berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menyiapkan infrastruktur pengolahan sampah yang ramah lingkungan. Selain itu, dengan memanfaatkan CSR dari perusahaan perusahaan di Kaltim, kami bisa membangun fasilitas pengolahan sampah terpadu menggunakan teknologi,” jelas Rudy.
Rudy menutup dengan memperkenalkan aplikasi SAKTI yang menurutnya bisa mempermudah masyarakat dalam mengelola sampah.
“Sampah ada gunanya, bukan hanya sebagai limbah, tapi juga bisa menjadi pupuk. Itulah perlunya pemanfaatan teknologi dan pengembangan SDM,” tambahnya.
Paslon nomor urut 1, Isran Noor & Hadi Mulyadi menanggapi pemaparan paslon nomor urut 2
“Kayaknya konsep itu sudah kami siapkan,” Ujar Isran.
Hadi Mulyadi menyatakan bahwa persoalan sampah tidak cukup diselesaikan dengan aplikasi atau teknologi semata.
“Aplikasi SAKTI itu bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan sampah. Persoalan sampah itu adalah persoalan budaya, budaya rumah tangga, budaya di sekolah,” tegas Isran.
Ia juga menyebut bahwa upaya mengubah sampah menjadi pupuk dan energi sudah berjalan, meskipun belum sepenuhnya terealisasi.
Menanggapi pernyataan paslon nomor urut 1, Rudy kembali menegaskan pentingnya edukasi sejak dini.
“Kita perlu melaksanakan edukasi, mesti harus diberikan pelatihan-pelatihan, dimulai dari sejak dini, dimulai di rumah masing-masing. Pentingnya edukasi, sampah bisa menjadi pupuk, bisa menjadi energi. Itulah tugas kita,” pungkas Rudy.(*)