SAMARINDA : Wali Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Harun, menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan pembangunan terowongan pertama di kota ini sesuai target dan standar internasional.
Dalam kunjungan lapangan pada Jumat, (27/12/2024), ia menyebut proyek monumental sepanjang 690 meter ini tidak hanya menjadi solusi kemacetan di kawasan Gunung Mangga tetapi juga simbol kemajuan infrastruktur Samarinda.
“Progres pembangunan ini melampaui target, dan kualitas pekerjaannya sangat memuaskan. Ini menunjukkan bahwa APBD mampu mendanai proyek besar seperti ini tanpa bergantung pada APBN,” ujar Andi Harun.
Proyek yang telah mencapai 85 persen ini direncanakan selesai pada April 2025. Dengan total anggaran Rp 395,7 miliar dari APBD Kota Samarinda.
Terowongan ini diharapkan membawa dampak signifikan terhadap konektivitas dan aktivitas ekonomi di kawasan tersebut.
Terowongan dengan lebar dan tinggi masing-masing 15 meter ini dilengkapi fasilitas keselamatan modern, seperti ventilasi darurat (jet van) dan sistem hidran untuk mengantisipasi kebakaran.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Rezky Samudra Aprilyan, memastikan pembangunan mengikuti rekomendasi teknis dari Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan.
“Tahap penembusan terowongan (breakthrough) telah selesai, dan kami saat ini fokus pada penyelesaian konstruksi sepanjang 426 meter serta trase jalan hingga 690 meter. Semua dirancang untuk memenuhi standar keamanan tinggi,” jelas Rezky.
Proyek ini tidak hanya menjadi kebanggaan warga Samarinda tetapi juga menarik perhatian internasional.
Dua jurnal teknik global telah membahas terowongan ini sebagai contoh keberhasilan pembangunan infrastruktur dengan pembiayaan daerah.
Menurut Andi Harun, terowongan ini menjadi bukti konkret bahwa pemerintah daerah mampu merealisasikan proyek besar yang berdampak luas.
“Kami ingin menjadikan Samarinda kota dengan infrastruktur modern, sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa pembangunan seperti ini bisa diwujudkan dengan dana lokal,” tambahnya.
Dengan progres yang signifikan, pemerintah optimistis terowongan ini akan menjadi solusi utama kemacetan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan Gunung Mangga.
Selain itu, proyek ini mencerminkan visi Wali Kota untuk membangun infrastruktur yang mendukung konektivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Target penyelesaian pada April 2025 menandai tonggak penting dalam pembangunan kota. Terowongan Samarinda diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi tetapi juga menjadi simbol perubahan dan kemajuan kota di masa depan.(*)