JAKARTA : PT Bank BCA Syariah telah membukukan pertumbuhan positif pada aset, pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Pertumbuhan positif tersebut, kata Direktur BCA Syariah Pranata, kepada narasi.co, Rabu 1 Januari 2025, didukung oleh kinerja positif hasil dari penerapan strategi, yang sejalan dengan dengan kondisi ekonomi yang penuh tantangan di 2024.
Menjawab pertanyaan, Pranata menjelaskan, aset BCA Syariah tercatat tumbuh 14,6 persen di November 2024 secara tahunan (year on year/yoy), mencapai Rp15,4 triliun.
Ini di antaranya lanjut Pranata, didukung oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 29,4 persen yoy, mencapai Rp10,4 triliun.
“Bank meraih pertumbuhan laba bersih sebesar 16,7 persen secara yoy mencapai Rp164,9 miliar,” tuturnya.
Sedangkan upaya perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan DPK tercermin pada pencapaian yang mencapai Rp11,4 triliun atau tumbuh 12,9 persen secara tahunan.
“Komposisi dana murah atau CASA dari total DPK mencapai 35 persen,” tambah Pranata.
Lebih jauh ia mengemukakan, BCA Syariah terus berupaya untuk memberikan kontribusi pada pertumbuhan perekonomian.
Di 2024 lalu, menurut Pranata, BCA Syariah menjawab kebutuhan nasabah atas transaksi perbankan syariah dengan meluncurkan mobile banking terbaru, bernama BSya (baca: bi-sya) by BCA Syariah.
BSya menawarkan kemudahan pembukaan rekening secara online dan kenyamanan transaksi untuk transfer virtual account ke BCA, kemudahan belanja dengan QRIS, serta kemudahan transfer secara realtime online, maupun melalui BI Fast.
BSya juga dilengkapi dengan fitur pengajuan pembiayaan emas secara online untuk kemudahan berinvestasi.
Lebih dari sekedar alat transaksi, BSya turut menawarkan fitur yang mendukung kebutuhan ibadah nasabah.
Seperti setoran biaya ibadah haji secara online, informasi waktu sholat, transfer zakat dan petunjuk arah Kiblat.
Penambahan fitur layanan tersebut, lanjutnya, akan terus menjadi prioritas BCA Syariah untuk meningkatkan kenyamanan nasabah, menggunakan BSya baik dalam aktifitas transaksi maupun ibadah.
Dalam menjalankan fungsi intermediasi, kinerja yang baik turut tercermin kualitas pembiayaan (NPF) yang terjaga baik sebesar 1,80 persen.
Ditambahkan, komposisi pembiayaan didominasi segmen komersial yaitu sebesar 68,8 persen dari total pembiayaan perusahaan.
Sementara, jika dilihat dari pertumbuhannya, pembiayaan konsumer menunjukkan pertumbuhan tertinggi yaitu 77,7 persen yoy mencapai Rp1,4 triliun.
Ini ditunjang oleh penyaluran pembiayaan KPR iB dan Emas iB.
“Pembiayaan Emas iB tumbuh signifikan sebesar 203,4 persen secara yoy,” tutur Pranata.
Ditambahkan, ini menunjukkan minat masyarakat untuk berinvestasi logam mulia semakin meningkat.
BCA Syariah secara konsisten turut menerapkan sustainable banking. Diantaranya tercermin pada penyaluran pembiayaan pada Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB).
Presentase pembiayaan KUB BCA Syariah mencapai 26,1 persen dari total pembiayaan Bank dengan pencapaian sebesar Rp2,7 triliun, tumbuh sebesar 15,3 persen secara tahunan.
Ia menjelaskan, implementasi penyaluran pembiayaan terlaksana pada 7 sektor kegiatan usaha berkelanjutan.
Antara lain, pembiayaan pada kategori efisiensi energi, pencegahan dan pengendalian polusi.
Pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.
Pengelolaan air dan air limbah berkelanjutan, transporasi ramah lingkungan, produk eco efficient serta pembiayaan UMKM.(*)