SAMARINDA : Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji menegaskan tidak ada klasifikasi khusus dalam Program Gratispol. Hanya saja ada batasan usia untuk jenjang perkuliahan.
“Karena tentu saja kita ingin anak muda yang kuliah. Jangan sampai bapak-bapak usia 50 tahun kuliah S1. Itu kan juga menjadi hal yang lucu bagi kita. Jadi batasan umur saja, nanti maksimal 25 tahun untuk S1,” ujarnya di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar Samarinda, Senin, 3 Maret 2025.
Ia mengungkapkan, draft Pergub Gratispol sudah jadi. Minggu depan akan ditandatangani oleh Gubernur Rudy Mas’ud dan setelah itu bisa segara berjalan.
“Kita berharap semua anak-anak yang lulus SMA kuliah lah S1 secara gratis,” ucapnya.
Gratispol sendiri, lanjutnya, tidak memiliki tim seleksi khusus sebab memang tidak ada penyeleksian.
“Bayarnya ke akun masing-masing pelajar dan mahasiswa, tuntas,” jelasnya.
Sementara bagi muda mudi Kaltim yang berkuliah di luar daerah, tetap bisa mendapatkan bantuan dari Pemprov berupa Beasiswa Kaltim Sukses.
“Untuk yang kuliah di luar kita anggap mereka mampu karena mereka menyekolahkan anaknya di luar. Jadi kalau mau mendapatkan bantuan pemerintah ya lewat beasiswa jalur itu. Termasuk luar negeri, Yaman, Saudi, Jepang dan Korea,” ungkapnya.
Ia menambahkan, program pendidikan gratis hanya diberlakukan di Kaltim karena Pemprov ingin universitas di Kaltim akreditasinya unggul semua.
“Anak-anak dari luar Kaltim malah justru sekolah di sini karena universitasnya bagus. Itu harapan kita begitu, makanya yang kita gratiskan di dalam Kaltim,” pungkasnya.