SAMARINDA : Komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) di bawah kepemimpinan Gubernur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji untuk dunia pendidikan tidak perlu ditanyakan lagi.
Sejak kampanye, Rudy – Seno selalu menggaungkan pendidikan gratis dengan tujuan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kaltim.
Tak hanya pendidikan gratis, bukti komitmen lainnya ditunjukkan dengan rencana pengalihan fungsi Asrama Atlet di Kompleks GOR Kadrie Oening, Jalan Wahid Hasyim I, Samarinda menjadi hunian sementara bagi mahasiswa, khususnya mereka yang berasal dari wilayah pedalaman.
“Asrama ini sangat strategis. Hanya perlu sedikit perbaikan seperti pengecatan dan pembenahan AC. Tempat ini sangat cocok untuk menjadi hunian mahasiswa,” ujar Gubernur Rudy Mas’ud belum lama ini di Samarinda.
Sebagaimana diketahui, Asrama Atlet sebelumnya sempat digunakan sebagai tempat menginap para kafilah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXX tahun 2024.
Menurut Harum, sapaan akrabnya, Asrama Atlet sangat strategis karena berada dekat dengan Universitas Mulawarman (Unmul). Asrama itu pun dipersiapkan menjadi fasilitas tempat tinggal yang layak dan nyaman bagi mahasiswa Kaltim yang menempuh pendidikan di Samarinda.
Ia membeberkan, Asrama Atlet memiliki kapasitas 384 tempat tidur namun dengan penggunaan tempat tidur bertingkat, kapasitas bisa ditingkatkan hingga 768 orang.
Sementara jika digabung dengan fasilitas asrama di sekitar GOR Sempaja yang terdiri dari tiga gedung dimana satu gedungnya berkapasitas 192 tempat tidur sehingga bisa menampung sekitar 576 mahasiswa, maka total daya tampung hunian bisa mencapai sekitar 1344 mahasiswa.
“Bangunan ini sudah hampir dua dekade berdiri. Akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk mendukung mahasiswa dari daerah-daerah terpencil yang sedang menempuh pendidikan di Samarinda,” yakinnya.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu menegaskan, fasilitas tersebut hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki semangat dan kemauan kuat untuk belajar.
“Pemerintah siap mendukung, tapi hanya untuk mereka yang punya kemauan. Kami tidak bisa memaksa yang tidak mau berjuang. Semua anak Kaltim punya hak yang sama, asalkan punya KTP Kaltim dan kemauan untuk belajar,” pungkasnya.