
KUKAR : Di tengah tantangan membangun wilayah yang terbentang luas, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) di bawah kepemimpinan Gubernur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji meluncurkan sebuah program ambisius bertajuk Gratispol.
Gratispol adalah akronim dari enam program unggulan yang menyasar langsung kebutuhan dasar masyarakat, yaitu pendidikan gratis, layanan kesehatan gratis, internet gratis, bantuan administrasi kepemilikan rumah, seragam sekolah gratis, hingga ibadah umrah gratis bagi penjaga rumah ibadah.
Dari sekian layanan dalam Gratispol, internet gratis justru menjadi primadona baru yang disambut hangat oleh warga desa, terutama yang tempat tinggalnya jauh dari pusat kota.
Salah satu penerima manfaatnya adalah Desa Mulawarman di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Di desa yang mayoritas penduduknya adalah petani ini, konektivitas digital bukan sekadar kemudahan berselancar di dunia maya. Namun, tentang membuka jendela masa depan.
“Terima kasih kepada Gubernur Rudy Mas’ud, Wakil Gubernur Seno Aji, dan seluruh pihak yang telah mewujudkan program ini,” ujar Mulyono, Kepala Desa Mulawarman saat menghadiri peluncuran Program Gratispol Pemprov Kaltim di Convention Hall Samarinda, Senin, 21 April 2025.
Ungkapan Mulyono bukan sekadar formalitas. Dulu, sinyal internet di desanya bisa dibilang barang langka. Kini, warga bisa mengakses informasi pertanian modern, memasarkan hasil panen ke luar daerah, hingga membuka peluang wirausaha baru dari rumah.
“Mayoritas warga kami adalah petani. Internet gratis ini memberikan kemudahan dalam mengakses informasi, mempelajari teknik pertanian yang lebih modern, dan memasarkan hasil pertanian kami ke luar daerah,” lanjutnya.
Bagi generasi muda di desa itu, manfaat program internet gratis juga sangat terasa. Kini, petani milenial bisa mengikuti kelas daring, menggali ilmu baru, dan mengasah keterampilan digital yang sebelumnya tak terjangkau.
“Ini adalah peluang besar untuk meningkatkan perekonomian desa,” kata Mulyono.
Program Gratispol dirancang sebagai fondasi pemerataan akses layanan publik. Kehadirannya menjadi semacam game changer dalam pendekatan pembangunan daerah.
Pemprov Kaltim tak hanya fokus membangun infrastruktur fisik, tetapi juga menjamin warga di pelosok merasakan konektivitas sosial dan ekonomi yang setara dengan wilayah perkotaan.
Melalui Gratispol, Pemprov Kaltim juga menegaskan keberpihakan kepada kelompok rentan. Paket ibadah umrah dan bantuan administrasi rumah, misalnya, menyasar warga yang selama ini jauh dari jangkauan pelayanan negara.
“Kami berharap desa-desa lain juga bisa merasakan manfaat yang sama, dan program ini dapat terus berlanjut untuk kemajuan Kaltim,” pungkas Mulyono. (Adv)