SAMARINDA: Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur (Kaltim) Ririn Sari Dewi menegaskan East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 tidak hanya fokus pada skala internasionalnya, melainkan juga bagaimana festival ini bisa dinikmati, diakses dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya generasi muda dan pelaku budaya lokal.
“Festival ini dirancang sebagai panggung sekaligus ruang. Tempat para seniman dari berbagai negara dan daerah bertemu, berinteraksi dan menampilkan ekspresi budaya mereka. Tapi juga ruang bagi publik untuk terlibat aktif, terutama anak-anak muda,” ujarnya.
Hal itu ia katakan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektor Persiapan EBIFF 2025 “Symphony of The World in East Borneo” di Ruang Rapat Sapta Pesona, Kantor Dinas Pariwisata Kaltim, Samarinda, Senin, 30 Juni 2025.
Ririn mengungkapkan, tema tahun ini mencerminkan pertemuan budaya dari seluruh dunia dalam semangat harmoni.
Festival ini akan berjalan terbuka untuk umum dan semua kalangan, interaktif serta membawa dampak kultural yang luas.
Ia menyebut, festival akan dilaksanakan di delapan titik kegiatan dengan berbagai ragam aktivitas seperti kirab budaya di Halaman Kantor Gubernur, seremoni pembukaan dan penutupan di Stadion Gelora Kadrie Oening, pameran dan perlombaan di Temindung Creative Hub, hingga resepsi pertukaran cendera mata di Pendopo Odah Etam.
Kegiatan juga akan menyasar generasi muda melalui kunjungan ke sekolah-sekolah terpilih di Samarinda serta memperkenalkan pesona Kalimantan Timur melalui kunjungan budaya ke Pantai Watu di Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ririn mengatakan, festival tersebut rencananya akan digelar selama enam hari, yakni mulai tanggal 24–29 Juli 2025 mendatang.
Dinas Pariwisata, lanjutnya, juga memfokuskan program-program pendukung agar masyarakat dapat merasakan manfaat langsung dari kehadiran EBIFF.
Termasuk keterlibatan UMKM, pelajar, komunitas seni, hingga sektor wisata lokal.
Adapun partisipan internasional yang telah terkonfirmasi diantaranya delegasi dari India, Korea Selatan, Romania, Rusia dan Polandia yang akan tampil bersama kontingen dari provinsi-provinsi di Indonesia yang telah terkonfirmasi hadir seperti Bengkulu, Kalimantan Utara, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Penampil dari 10 kabupaten/kota se-Kaltim juga akan memperkaya festival dengan kekayaan budaya Keraton, Pesisir dan Pedalaman.
“Selama enam hari penuh, EBIFF akan menampilkan pertunjukan budaya dari lima negara yang telah terkonfirmasi, diantaranya India, Korea Selatan, Romania, Rusia dan Polandia serta berbagai provinsi di Indonesia dan kabupaten/kota di Kaltim,” sebutnya.
Dirinya pun meyakini, setiap negara dan daerah tentunya akan membawa warna dan ciri khasnya masing-masing di EBIFF nanti.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kaltim mengingatkan pentingnya kerja sama dan kesiapan semua unsur terkait dalam menyambut delegasi dari berbagai belahan dunia.
“Kita ingin menyambut para tamu dan penampil dari berbagai negara dan daerah dengan kesiapan penuh. Ini momentum besar bagi Kalimantan Timur untuk memperlihatkan bagaimana budaya hidup di tengah masyarakat dan bagaimana kita membuka ruang kolaborasi antarbudaya, antarbangsa,” tegasnya.
Ia berharap, EBIFF 2025 tidak hanya menjadi ajang seni semata, tetapi juga penguat identitas dan diplomasi budaya Benua Etam di mata dunia.
Tampak hadir dalam rapat koordinasi tersebut, jajaran perwakilan perangkat daerah Kaltim, Pemkot Samarinda, Polresta Samarinda dan seluruh pihak penyelenggara event yang hadir baik luring maupun daring. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Emmi
