PASURUAN: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pasuruan merilis data perkembangan pariwisata periode Januari–Juni 2025. Hasilnya, mayoritas wisatawan hanya menginap rata-rata satu hari.
Kepala BPS Kota Pasuruan, Imam Sudarmaji, menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan indikator Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel untuk memantau tren pariwisata. Selama enam bulan pertama 2025, TPK hotel di Kota Pasuruan tercatat berfluktuasi.
Pada Januari 2025, TPK hotel mencapai 25,45 persen. Angka ini turun menjadi 23,43 persen pada Februari, lalu merosot lagi menjadi 16,62 persen pada Maret, bertepatan dengan bulan Ramadan yang biasanya menurunkan tingkat hunian.
Memasuki April, TPK naik signifikan menjadi 25,03 persen atau meningkat 8,41 poin dibanding bulan sebelumnya. “Kenaikan pada April ini diperkirakan sejalan dengan berakhirnya Ramadan dan libur cuti bersama, yang mendorong permintaan kamar hotel,” ujar Imam, Jumat, 15 Agustus 2025.
Tren kembali menurun pada Mei menjadi 20,94 persen. Namun, di Juni, TPK kembali naik menjadi 22,99 persen atau bertambah 2,05 poin.
BPS mencatat, peningkatan tersebut dipicu oleh penggunaan hotel sebagai tempat singgah wisatawan menuju Gunung Bromo, serta adanya acara pernikahan yang mendatangkan tamu dari luar kota.
Meski begitu, rata-rata lama menginap wisatawan selama Januari–Juni 2025 tetap hanya satu hari.
Imam menilai, durasi menginap menjadi indikator penting untuk mengukur daya tarik pariwisata dan dampaknya terhadap perekonomian sektor perhotelan di Kota Pasuruan.
“Kemampuan sektor pariwisata Kota Pasuruan memikat wisatawan bisa tercermin dari rata-rata lama mereka menginap,” pungkasnya.
Salah satu wisatawan asal Surabaya, Rani Putri (29), mengaku hanya menginap semalam di Pasuruan sebelum melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo.
“Kota Pasuruan enak buat singgah, makanannya enak, orangnya ramah. Tapi kami memang rencananya cuma transit sebelum ke Bromo,” ujarnya.
Wisatawan lainnya, Dedy Pratama (34) dari Probolinggo, menilai Pasuruan memiliki potensi wisata menarik, terutama kuliner dan sejarah. “Kalau ada lebih banyak destinasi yang bisa dikunjungi dalam kota, mungkin saya akan menginap lebih lama,” katanya.