YOGYAKARTA: Enam hari perjalanan lintas pulau menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi rombongan MSI Group.
Berawal dari Samarinda pada 14 Oktober 2025, menempuh rute panjang melalui laut, darat, dari Balikpapan, Surabaya, Pasuruan, Malang, hingga Yogyakarta.
Selasa siang 21 Oktober 2025, tiga wartawan muda MSI Group Aminah (Natmed), Adi (Infosatu), dan Ira (Narasi) berpamitan untuk kembali ke Tasikmalaya menggunakan kereta pukul 11.30 siang, setelah enam hari penuh kisah dan pengalaman berharga menjelajahi Pulau Jawa.
Sementara itu, CEO MSI Group Mohammad Sukri bersiap melanjutkan perjalanan pulang ke Samarinda dengan kapal Dharma Kencana dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Pelabuhan Semayang Balikpapan.
“Alhamdulillah hari ini kita berakhir di Yogyakarta dan harus saling terpisah,” ujarnya saat berpamitan di Loby Hotel Whiz Malioboro Yogyakarta.
Menurutnya perjalanan ini bukan hanya tentang berpindah tempat, tapi bagaimana kita belajar hidup dalam kebersamaan tanpa adanya pembatas antara bos dan karyawannya.
“Kami mengeksplore bukan hanya berita, tapi juga pengalaman, lingkungan, dan nilai hidup yang memperkaya cara pandang wartawan MSI Group.”
Bagi Sukri, ekspedisi ini menjadi contoh bagaimana perjalanan dapat menjadi strategi penyegaran mental bagi jurnalis.
“Tanpa strategi yang baik, wartawan bisa jenuh. Tapi melalui perjalanan seperti ini, mereka bisa melihat dunia lebih luas, menulis dengan lebih beragam,”
Ia mengungkapkan rencana di akhir tahun 2026 yang akan datang dengan agenda utama Umrah bersama wartawan MSI Group.
“Semoga Umrah 2026 terlaksana. Saya yakin niat baik pasti Allah mudahkan,” harapnya.
Petualangan dimulai dengan pelayaran dari Balikpapan menuju Surabaya. Angin laut yang berhembus sepanjang malam menjadi teman perjalanan.
Kamis sore tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Langkah pertama di Jawa Timur diawali dengan ziarah ke Makam Sunan Ampel, salah satu Wali Songo penyebar Islam di tanah Jawa.
Perjalanan berlanjut ke Pasuruan. Malam itu kami bermalam di kota santri sekaligus bersilaturahmi dengan wartawan MSI Group Biro Pasuruan.
Keesokan harinya, menyempatkan berkunjung ke Masjid Agung Al Anwar sekaligus ziarah ke makam KH Abdul Hamid, ulama besar yang dikenal sebagai wali kharismatik dan tokoh spiritual di Jawa Timur.
Jumat pagi, rombongan bertolak menuju Malang. Dua hari mereka habiskan di sana untuk menikmati udara pegunungan dan mengunjungi destinasi alam legendaris: Gunung Bromo.
Minggu pagi, perjalanan panjang kembali dimulai. Dari Malang, mereka menempuh waktu delapan jam menuju Yogyakarta. Setibanya di Kota Gudeg kami langsung menuju hotel yang ada di Jalan Malioboro, jantung kota yang tak pernah tidur.
Malam hari, Aminah Ira Adi berjalan santai di sepanjang Jalan Malioboro, menikmati gemerlap lampu, suara pengamen jalanan, dan aroma sate yang menggoda dari pedagang kaki lima. Mengabadikan moment juga di Tugu Yogya dan Plang Jalan Malioboro yang ikonik.
Keesokan harinya, Senin, MSI Group melanjutkan eksplorasi ke Puncak Pinus Mangunan dan Watu Goyang di Bantul.
Sore menjelang malam melanjutkan perjalanan ke Museum Benteng Vredeburg, salah satu situs bersejarah di jantung Yogyakarta. Di dalam museum, kami menelusuri jejak perjuangan bangsa dan melihat diorama perjuangan kemerdekaan.
Setelah itu waktu dihabiskan dengan berburu oleh-oleh khas Yogyakarta seperti bakpia, jenang, daster batik, dan souvenir lainnya.
“Rasanya belum lengkap kalau pulang tidak membawa buah tangan untuk keluarga,” ujar Aminah.
Kini, perjalanan enam hari itu resmi berakhir. Di lobi hotel yang ramai, mereka saling berjabat tangan dan berfoto bersama.
Langkah kaki kami berpisah arah, namun semangat yang tumbuh di sepanjang perjalanan tetap sama semangat kebersamaan dan rasa syukur.
Perjalanan ini mengajarkan banyak hal: tentang makna kebersamaan, syukur, dan betapa luasnya dunia yang menanti untuk ditulis.
“Terima kasih pak Sukri untuk perjalanan berharga ini semoga Allah mudahkan segala niat baik ke depannya,” ucap kami bertiga.
