Samarinda – Kebijakan pemerintah terkait perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berimbas ke berbagai sektor, termasuk juga bisnis kuliner.
Mereka hanya sedikit terbantu oleh kebijakan pemerintah yang membolehkan pengunjung makan di tempat dengan batasan durasi 20 menit.
Rahmawati Thaha, seorang pengusaha kuliner di Samarinda mengatakan bahwa PPKM ini sangat berdampak pada usaha kulinernya.
Rahma menjelaskan, awalnya saat bisnis kuliner mulai menjamur, ia membuat cafe dengan konsep yang sangat menarik.
“Orang datang terus. Lokasinya instragamable untuk foto-foto atau hangout,” ungkap Rahma.
Dia bercerita, cafenya berdiri baru pada tahun 2020 pada saat pandemi. “Nah waktu awal itu saya sampai tujuh punya karyawan,” bebernya.
“Terus setelah bulan puasa kemarin masih lumayan gitu,” sambungnya.
Produk utamanya minuman kopi dan juga tambahan makanan.
“Waktu itu saya juga menggunakan whatsapp dan instagram,” jelas Rahma membuka rahasia promosi usahanya.
Namun pandemi yang tak kunjung usai, membuat ia dan rekan-rekannya sesama pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Pribumi mulai tidak tenang. Jumlah pengunjung kian hari kian berkurang.
“Sekarang ini pengusaha lagi resah gelisah dan pasrah,” keluhnya.
Meski demikian, ia dan pengusaha cafe yang lain tidak bisa juga menentang kebijakan pemerintah, karena pemerintah pasti mengupayakan yang terbaik untuk semua rakyatnya.
Lantas bagaimana pendapatannya di masa PPKM ini?
Rahma mengatakan bahwa imbas dari PPKM terhadap usahanya sangat signifikan. Penurunan penghasilan sampai 95 persen.
“Itu karena daya beli masyarakat sekarang terus menurun dan prioritasnya membeli vitamin,” ucap Rahma menganalisa.
Ia pun harus rela merogoh kocek pribadinya untuk membayar gaji karyawan, karena berharap pendapatan dari bisnis cafenya sangat tidak mungkin di kondisi sekarang.
Rahma berharap pandemi segera berlalu, berbagai pembatasan dihapus, sehingga bisnis cafe akan kembali bergairah.
