Banjarmasin – Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) HM Yadi Robyan Noor menyebut salah satu latar belakang kerja sama antara Kaltim dan Kalimantan Selatan (Kalsel) adalah jumlah penduduk.

Menurutnya, penduduk Kaltim masih kalah banyak dibanding dengan luas wilayah yang cukup besar, yakni berjumlah 3,79 juta jiwa. Sedangkan penduduk Kalsel jumlahnya mencapai 5 juta jiwa.
“Jadi pedagang itu bisa lihat kalau digabung penduduknya 3 juta ditambah 5 juta, jadi 8 juta potensi pasarnya,” ujar Roby pada acara Forum Koordinasi Temu Usaha Perdagangan Provinsi Kalsel dan Kaltim di Galaxy Hotel Banjarmasin, Selasa (19/10/2021).
Roby juga menyebut pandemi Covid-19 yang menjadi isu dunia telah mampu diatasi oleh Kalimantan. Terbukti, Kalsel sudah level 1 dan Kaltim rata-rata level 2.
Meski pandemi berdampak pada setiap sektor, Roby mengaku pertumbuhan ekonomi di Kaltim alhamdulilah sudah positif.
“Memang nilainya belum 10 persen seperti nasional, tapi sudah 5,76 persen. Artinya ada spirit yang tinggi dari Kaltim dalam konteks kerja sama perdagangan,” bebernya.
Dijelaskannya, 5,76 persen itu menggambarkan bahwa kegiatan baik barang dan jasa telah bergerak, akses juga berjalan.
Di samping momentum dan latar belakang kesamaan, Roby mengatakan bahwa sebenarnya ada permasalahan yang mengharuskan dijalinnya kerja sama tersebut.
“Masalahnya sederhana, bahwa kebutuhan pokok dari 34 provinsi ada yang andal dalam penyediaan pokok ada yang hanya memasok bahan pokok saja,” terangnya.
Kegiatan ini pun diharapkan dapat menanggulangi permasalahan penyediaan bahan pokok tersebut.
“Bagaimana nanti terjadinya kelancaran arus informasi dulu, kemudian distribusi komoditi produk unggulan daerah masing-masing nanti dijalin kerja sama,” paparnya.
Ia juga mengungkapkan kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Kalsel, melainkan juga di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, kemudian terakhir di Sulawesi Tengah.
“Alhamdulilah kerja sama itu membangun komunikasi, kemudian memberikan kerja sama yang konkret di Sulteng,” katanya.
Komoditi yang difokuskan adalah sektor pertanian, kemudian sebagian ada hubungannya dengan industri kreatif.
