Samarinda – Stadion Utama Palaran merupakan salah satu stadion multifungsi yang bertaraf internasional dan terletak di Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) kini hanya menyisakan kisah miris.
Padahal, stadion tersebut memiliki kualitas rumput yang bagus dan tergolong megah dengan luas 88 hektare, ditambah lagi stadion itu merupaka ikon kebanggan Benua Etam sebab pernah dijadikan sebagai tempat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII tahun 2008.

Menarik kisah, pembangunan Stadion Utama Palaran oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim dengan kapasitas 67.075 penonton dan dilengkapi dua tingkat tribun ini diketahui telah menghabiskan dana sekitar Rp 800 miliar.
Ironisnya, sejumlah fasilitas olahraga yang dulunya diresmikan Gubernur Kaltim terdahulu Awang Faroek pada 18 Juni 2008 ini tak pernah lagi dirawat sehingga diselimuti lumut dan rusak.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, jika hampir di seluruh Indonesia fasilitas infrastruktur olahraga setelah berlangsungnya PON pasti terbengkalai.
“Jadi semuanya hampir seluruh Indonesia fasilitas infrastruktur olahraga setelah PON selesai itu terbengkalai seperti di Palembang, Pekanbaru, termasuk juga di Kaltim,” sebut Isran.
Namun bagi Isran, hal ini jelas pasti terjadi karena mengantisipasi dalam memanfaatkan dan mengelola infrastruktur setelah PON tidak pernah juga dilakukan. Tetapi ditegaskannya jika pihaknya akan mencoba mencari jalan keluarnya. Baik dengan menggandeng pihak lain atau upaya lainnya.
“Tidak apa-apa nanti kita carikan jalan keluarnya lah, entah bekerja sama dengan pihak lain,” terangnya.
Di sisi lain ia juga mengatakan, untuk penggunaan stadion telah ada permohonan dari pihak TNI sehingga ini akan dibenahi.
“Jadi sudah ada juga yang bermohon pihak TNI untuk dijadikan sebagai tempat latihan bola dan olahraga lainnya, akan kita benahi,” jelasnya.
Mengonfirmasi alokasi anggaran pembenahan, Mantan Bupati Kutai Timur tersebut mengaku belum ada karena sambil melihat celah bahwa jangan menganggarkan sesuatu yang memang tidak ada celah aturan yang memberikan peluang untuk anggaran itu.
“Makanya kita cari jalan keluarnya, kerja sama dengan masyarakat atau pihak-pihak lain. Tidak hanya itu, termasuk dengan asrama atlit yang ada di Sempaja, sayangkan itu,” tukasnya.
