
BONTANG : Wakil Ketua DPRD Kota Bontang, Agus Haris, menawarkan sebuah solusi inovatif dalam upaya menangani dan mencegah tingginya angka stunting di wilayah ini.
Dalam rangka memberikan perhatian yang serius terhadap masalah kesehatan ini, Agus Haris mengusulkan agar Pemerintah Kota Bontang mengalokasikan anggaran penanganan dan pencegahan stunting melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2023 mendatang.
Dikenal juga sebagai Kota Taman, Bontang menghadapi tantangan serius dalam hal stunting, dengan tingkat prevalensi mencapai 22,16 persen.
Dalam situasi yang mendesak ini, perlu dilakukan tindakan yang terarah dan berkelanjutan.
Agus Haris berpendapat bahwa solusi ini lebih baik daripada meminta sumbangan telur dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD), seperti yang telah dicoba oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang sebelumnya.
“Kebijakan meminta sumbangan telur dari OPD sejak 8 Agustus lalu adalah hal yang kurang tepat. Lebih baik anggaran disalurkan melalui APBD,” ungkap Agus Haris saat dihubungi, Senin (14/8/2023).
Agus Haris berargumen bahwa anggaran yang dialokasikan secara langsung akan memiliki dampak yang lebih signifikan dalam pemenuhan gizi bagi balita.
Selain nutrisi dari telur, keluarga berisiko stunting juga membutuhkan sumber gizi lainnya seperti susu, daging, dan makanan penyeimbang.
Selain keterlibatan pemerintah, Agus Haris juga mendorong perusahaan buffer zone di wilayah Bontang untuk berkontribusi dalam upaya ini.
Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan-perusahaan ini dapat memberikan bantuan kepada warga yang berada dalam buffer zone wilayah tersebut.
“Pemerintah dapat bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Bontang, khususnya yang beroperasi dalam buffer zone, untuk memberikan dukungan,” sarannya.
Agus Haris juga menyoroti pentingnya pendataan yang akurat oleh dinas-dinas terkait, seperti Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, terhadap masyarakat yang berada dalam kondisi kurang mampu dan rentan stunting.
Pendekatan ini akan memastikan bahwa bantuan yang diberikan akan tepat sasaran.
“Dengan menghitung secara tepat seberapa besar populasi yang membutuhkan bantuan, maka langkah-langkah yang diambil akan lebih terarah,” tutup Agus Haris.
Usulan inovatif dari Agus Haris ini memberikan pandangan baru dalam upaya melawan stunting di Kota Bontang.
Dengan mengalokasikan anggaran melalui APBD dan melibatkan perusahaan buffer zone, langkah-langkah ini dapat menjadi langkah awal yang kuat menuju penurunan angka stunting yang mengkhawatirkan. (*)