SAMARINDA : Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, menekankan pentingnya membangun budaya menanam di provinsi ini, meskipun banyak pihak yang meremehkan upayanya. Hal itu diungkapkan Akmal saat diwawancarai di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda.
“Saya memang lagi getol-getolnya mendorong orang menanam di Kalimantan Timur. Saya dikritik oleh banyak pihak, ‘Pj ini ngapain ngurus yang kecil-kecil?’,” ujar Akmal Malik.
Akmal Malik mencontohkan bagaimana ia memulai gerakan menanam bersama di Balikpapan, Ia bahkan “prank” atau mengejutkan Walikota, Baznas, tokoh tokoh masyarakat dengan hasil panen yang ternyata dilakukan oleh anak-anak yatim.
“Saya suruh mereka semua panen. Setelah panen saya tanya, siapa yang menanam? Ternyata anak-anak yatim yang menanam. Kali ini bapak-ibu menerima sesuatu dari mereka,” katanya.
Menurutnya, gerakan menanam ini penting untuk menciptakan budaya produksi di Kaltim. Akmal menyayangkan bahwa selama ini budaya panen di Kaltim lebih fokus pada sumber daya alam seperti batubara dan emas, tanpa ada dorongan untuk mengembangkan budaya menanam.
Akmal Malik memperingatkan bahwa sumber daya alam tidak akan bertahan selamanya. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk mendorong budaya produksi sejak dini, terutama di sektor pertanian. Ia mencatat bahwa Kaltim memiliki potensi besar dalam hal sumber daya manusia, seperti jumlah sekolah menengah yang bisa digerakkan untuk menanam.
“Kaltim punya sekitar 221 SMK dan 200 SMA, jika masing-masing punya 1.000 siswa dan kita gerakkan bersama, kita bisa menanam 1.000 pohon. Tidak harus di sekolah, tapi di mana saja,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa langkah kecil seperti ini penting untuk mencapai hal-hal besar di masa depan, sembari mengingatkan bahwa kemajuan teknologi bisa membantu dalam memantau perkembangan pohon-pohon tersebut.(*)