
BONTANG : Kekhawatiran merambat di kalangan pekerja Pelabuhan Loktuan, Bontang, seiring berulangnya keterlambatan pembayaran gaji oleh PT Laut Bontang Bersinar (LBB).
Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam, mengungkapkan keprihatinannya atas situasi ini.
Politisi Golkar ini menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh ulah PT LBB.
Dari informasi yang ia terima, hampir setiap bulan omzet perusahaan di atas Rp 500 juta. Namun, gaji karyawan sering telat dibayarkan.
Bahkan, untuk kantor masih menumpang di bangunan milik daerah.
PT LBB bermodal laptop dan alat tulis untuk mencatat semua aktivitas di pelabuhan.
Dengan pertimbangan itu, seharusnya operasional tak besar namun hasil pendapatan tak jelas ke mana.
“Sudah seharusnya perusahaan dengan omzet mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah, seperti PT LBB, dapat memberikan kesejahteraan kepada para karyawan dengan tepat waktu,” ujarnya.
Dia juga menyoroti fakta bahwa potensi pengelolaan pelabuhan di Loktuan begitu besar, namun terhambat oleh masalah yang berulang ini.
Terkait dengan aspek manajemen, Andi Faiz menegaskan perlunya pengelolaan yang kompeten untuk memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“PT LBB mungkin perlu mengevaluasi rencana kerja bisnisnya dengan lebih serius. Hal ini penting agar pelabuhan dapat memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian daerah,” ungkapnya.
Situasi ini menjadi sorotan serius dalam ranah ekonomi lokal, menyoroti perlunya pengelolaan yang efisien dan komitmen dalam memberikan kesejahteraan kepada para pekerja. Semua mata tertuju pada langkah-langkah perusahaan untuk mengatasi kendala ini dan memberikan dampak positif bagi daerah dan pekerja. (*)