SAMARINDA : Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) Andi Harun, menyatakan komitmennya dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pembangunan dapur sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi sekitar 134.000 siswa di wilayahnya.
Program ini digagas Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia.
“Kebutuhan dapur untuk pelayanan terhadap 134.000 siswa ini luar biasa, termasuk siswa madrasah. Pemkot Samarinda sudah menyiapkan lahan di hampir 10 kecamatan yang sedang diverifikasi oleh Badan Gizi Nasional,” ujar Andi Harun, Rabu (25/12/2024).
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat untuk menyukseskan program ini.
Meski telah mendapatkan alokasi awal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp71 triliun, Andi Harun mengungkapkan bahwa perbedaan kemampuan fiskal di setiap daerah menjadi tantangan dalam implementasi program ini.
“Ruang fiskal setiap daerah berbeda-beda. Ada daerah yang mampu membiayai sendiri, tetapi banyak juga yang membutuhkan dukungan dari provinsi,” katanya.
Menurut Andi Harun, keberhasilan program ini membutuhkan keterlibatan aktif dari pemerintah provinsi. Hingga kini, Pemkot Samarinda masih menunggu langkah strategis dari Penjabat Gubernur Kalimantan Timur untuk mengoordinasikan pelaksanaan program.
Andi Harun mendesak adanya rapat koordinasi tingkat provinsi yang melibatkan wali kota, bupati, dan komandan kodim untuk menyatukan langkah. Ia menilai pertemuan tersebut penting untuk mengatasi kendala yang ada, khususnya dalam aspek pembiayaan dan standar pembangunan dapur sehat.
“Program ini bukan hanya soal membangun dapur, tetapi juga soal keberlanjutan anggaran dan tanggung jawab bersama. Kami berharap Penjabat Gubernur segera mengambil tindakan konkret,” tegasnya.
Wali Kota Samarinda optimistis Program MBG dapat menjadi langkah besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemenuhan kebutuhan gizi siswa. Ia berharap program ini mendapatkan perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan, sehingga dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.(*)