
BONTANG : Tingginya angka stunting di Bontang, khususnya di Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara, menarik perhatian serius dari anggota DPRD Bontang Kalimantan Timur (Kaltim), Ubaya Bengawan dan Winardi.

Kedua legislator ini kini berperan aktif sebagai Bapak Asuh bagi anak-anak yang berisiko stunting di wilayah tersebut, melalui Gerakan Bapak Asuh yang menjadi bagian dari Program Bessai Berinta (Bersama-sama Atasi Stunting Berkunjung Rutin ke Posyandu Pantau Tumbuh Kembang Anak).
Inisiatif ini merupakan bentuk dukungan DPRD Bontang dalam menurunkan angka prevalensi stunting yang saat ini masih menjadi perhatian nasional.
Ubaya Bengawan memberikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah Kecamatan Bontang Utara.
“Saya beri apresiasi kepada pemerintah Kecamatan Bontang Utara beserta seluruh jajaran,” ucapnya saat memberi bantuan pemberian makanan tambahan bagi bayi berisiko stunting, di Posyandu Kasih Etam, Senin (11/11/2924).
Menurutnya, penanganan stunting memerlukan kerja sama seluruh elemen masyarakat, termasuk keterlibatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat untuk hasil yang optimal.
Data dari Dinas Kesehatan Bontang menunjukkan angka stunting di Bontang masih berada pada tingkat mengkhawatirkan, yaitu sekitar 19 persen hingga Oktober.
Dalam menanggapi hal tersebut, DPRD Bontang telah mengadakan empat kali pertemuan khusus untuk membahas upaya penanggulangan stunting dengan melibatkan 9 OPD yang bertanggung jawab di bidang tersebut.
Namun, Ubaya menyatakan bahwa keterbatasan anggaran menjadi salah satu tantangan utama dalam program ini.
“Dinas Kesehatan hanya memiliki anggaran sebesar Rp3 miliar per tahun. Kalau dibagi untuk 15 kelurahan, tentu sangat terbatas. Kami akan segera membahas anggaran untuk 2025, termasuk peningkatan kesejahteraan kader posyandu,” jelasnya.
Politikus Golkar itu juga menyoroti insentif yang diterima kader posyandu saat ini masih sangat minim, hanya Rp300 ribu per bulan, jumlah yang menurutnya jauh dari memadai untuk mendorong motivasi kerja kader.
Di sisi lain, Winardi turut mengapresiasi para kader posyandu yang tetap bersemangat meski menerima honor yang minim.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua kader posyandu yang telah bekerja keras. Meskipun hanya menerima honor Rp300 ribu, mereka tetap semangat melaksanakan tugasnya,” ucapnya.
Winardi juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi masalah stunting.
“Stunting bukan hanya masalah balita, tetapi juga asupan gizi yang perlu diperhatikan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama, seperti yang kita buktikan hari ini dengan pemberian PMT di Posyandu Kasih Etam,” kata Politisi PDIP itu.
Menurut Winardi, upaya penanggulangan stunting tidak hanya berkutat pada pemberian makanan tambahan, tetapi juga harus mencakup perhatian terhadap kebersihan rumah tangga, terutama sanitasi yang menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting.
Ia berharap Gerakan Bapak Asuh dapat terus berlanjut dan menjadi langkah nyata dalam mengatasi stunting di Bontang Utara.(*)