SAMARINDA : Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menegaskan selama Sungai Karang Mumus masih dipenuhi sampah, permasalahan pengelolaan sampah di Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) belum selesai.
Hal ini ia sampaikan dalam acara pengumuman pemenang Lomba Kampung Salai (Sampah Bernilai) se-Kota Samarinda yang digelar di Hotel Harris, Senin (2/12/2024).
“Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, kita tidak bisa hanya bergantung pada pengelolaan sampah. Pengurangan sampah harus menjadi budaya di setiap rumah tangga,” tegas Rusmadi.
Menurutnya, membangun lingkungan yang bersih tidak cukup dengan hanya mengelola sampah yang sudah terkumpul. Pengurangan sampah harus dimulai dari kebiasaan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah organik dan non-organik, serta mengelola limbah dengan baik agar tidak menumpuk.
“Ini adalah kerja kolektif. Tidak boleh ada satu warga pun yang abai terhadap sampah. Kalau ada satu saja yang tidak peduli, persoalan sampah tidak akan pernah selesai,” katanya.
Rusmadi juga menyoroti peran tokoh masyarakat, agama, dan pemuda dalam mendorong kebiasaan memilah sampah di tingkat RT.
“Kalau ada satu saja yang tidak taat dalam memilah dan membuang sampah, upaya ini akan sia-sia. Karena itu, kuncinya adalah ‘no one left behind’. Semua harus ikut terlibat,” ujarnya.
Rusmadi menyampaikan pengelolaan sampah tidak hanya soal kebersihan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomis. Ia mendorong masyarakat untuk melihat sampah sebagai peluang yang dapat menghasilkan keuntungan.
Ia juga menekankan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai solusi utama, dengan gotong royong sebagai landasan pengelolaan sampah.
Dalam kompetisi Lomba Kampung Salai, RT 02 Kampung Matahari di Loa Janan Ilir berhasil meraih juara pertama. Warga kampung ini dinilai berhasil menerapkan pengurangan dan pengelolaan sampah melalui inovasi.
Mereka mengubah sampah menjadi barang bernilai tinggi, seperti kerajinan dari limbah plastik dan pupuk organik dari sampah dapur. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih tetapi juga meningkatkan perekonomian warga.
“RT 02 Kampung Matahari menjadi contoh nyata bahwa pengelolaan sampah bisa berdampak positif. Ini adalah bukti bahwa kerja bersama dan inovasi bisa membawa perubahan besar,” ungkap Rusmadi.
Melalui acara ini, Pemerintah Kota Samarinda berharap semakin banyak kampung yang terinspirasi untuk mengikuti jejak Kampung Matahari.
Rusmadi juga mengingatkan partisipasi semua pihak adalah kunci keberhasilan dalam menciptakan Samarinda yang bersih dan ramah lingkungan.
“Dengan budaya pengurangan sampah, gotong royong, dan kreativitas, kita bisa menghadapi tantangan sampah yang semakin kompleks,” pungkasnya.(*)