SAMARINDA: Bank Indonesia (BI) menandai sejarah baru dalam dunia pembayaran digital.
Bertepatan dengan HUT RI ke-80, BI resmi meluncurkan QRIS Antarnegara Indonesia Jepang (ID Outbound), memungkinkan masyarakat Indonesia bertransaksi langsung di Jepang hanya dengan memindai kode QR, tanpa perlu menukar Rupiah ke Yen.
Kepala Perwakilan BI Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menegaskan inovasi ini menjadi kabar baik bagi wisatawan, pelajar, pekerja migran, hingga pelaku usaha asal Indonesia yang kerap beraktivitas di Negeri Sakura.
“QRIS antarnegara membuat pembayaran lintas batas lebih cepat, mudah, dan efisien. Kurs otomatis terkonversi sesuai standar perbankan, sehingga masyarakat tidak perlu lagi khawatir soal uang tunai atau biaya tambahan,” ujarnya usai membuka Kaltim Digital Festival (Digifest) 2025, Jumat, 29 Agustus 2025.
Sebelum Jepang, QRIS sudah lebih dulu terkoneksi dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Saat ini BI juga tengah melakukan uji coba dengan Tiongkok, yang diproyeksikan akan segera menyusul sebagai mitra baru.
Menurut Budi, langkah ini menegaskan posisi Indonesia bukan sekadar pengguna teknologi keuangan global, melainkan pionir dalam membangun konektivitas digital internasional.
“Dari Kaltim kita ingin tunjukkan kesiapan menghadapi ekosistem digital global. QRIS antarnegara adalah pintu masuk bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi lintas batas,” tegasnya.
Kehadiran QRIS antarnegara tidak hanya memudahkan wisatawan Indonesia yang bepergian ke Jepang, tetapi juga menguntungkan merchant di Jepang.
Mereka dapat menjangkau konsumen asal Indonesia tanpa perlu mengurus konversi mata uang yang rumit.
Budi menggambarkan skenario sederhana, misalnya seseorang di Jepang membeli makanan senilai 2.000 Yen.
Setelah memindai kode QR, aplikasi dompet digital di Indonesia otomatis menampilkan jumlah Rupiah yang harus dibayar sesuai kurs.
Jika dikonfirmasi, transaksi selesai seketika, tanpa repot menukar uang tunai atau dikenakan biaya tambahan kartu internasional.
Hal yang sama berlaku sebaliknya, warga Jepang atau lainnya yang berkunjung ke Indonesia dapat membayar dengan aplikasi pembayaran mereka.
Nilai transaksi akan muncul dalam mata uang negera masing-masing di ponsel mereka, dan dalam Rupiah di pihak merchant Indonesia.
“Ini juga peluang besar bagi UMKM kita. Wisatawan asing yang datang ke Samarinda atau IKN nantinya bisa bertransaksi dengan mudah melalui sistem yang sama,” jelasnya.
Bank Indonesia mencatat, transaksi QRIS antarnegara tumbuh pesat hingga 188 persen per Juni 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini mencerminkan manfaat nyata QRIS sebagai alat pembayaran lintas negara.
Meski begitu, Budi mengingatkan pentingnya edukasi dan literasi digital di masyarakat.
“Tingkat inklusi keuangan di Kaltim sudah tinggi, tetapi literasi keuangan masih perlu ditingkatkan. Jika masyarakat hanya menggunakan tanpa memahami, risikonya besar, terutama terkait keamanan digital,” tegasnya.
Melalui Kaltim DigiFest 2025, BI bersama pemerintah daerah, perbankan, dan komunitas digital ingin memperkuat literasi masyarakat agar transformasi digital global ini tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga aman dan berkelanjutan.
“QRIS antarnegara bukan hanya inovasi pembayaran, tetapi simbol keterhubungan Indonesia dengan dunia. Dari sini kita ingin memastikan Kalimantan Timur siap menjadi bagian dari transformasi digital global,” pungkas Budi.