SAMARINDA: Tingkat literasi keuangan di Kalimantan Timur masih rendah, hanya 57,14 persen, meski akses atau inklusi keuangan masyarakat sudah mencapai 93,25 persen.
Kesenjangan ini artinya masih ada gap lebih dari 35 persen yang dinilai berisiko menimbulkan masalah, karena masyarakat menggunakan layanan keuangan tanpa pemahaman memadai.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Kaltim, Budi Widihartanto, menekankan bahwa celah tersebut harus segera dijembatani melalui penguatan literasi, terutama bagi generasi muda.
“Gap ini harus kita mitigasi bersama. Literasi yang rendah bisa membahayakan kita sebagai pengguna layanan keuangan, baik perbankan maupun fintech. Masyarakat perlu paham produk, risiko, dan dampaknya,” ujarnya dalam kegiatan Infinity Goes to Campus in Conjunction with Kaltim Digifest 2025 di Kantor Perwakilan BI Kaltim, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Menurutnya, capaian inklusi keuangan yang sudah tinggi membuktikan mayoritas masyarakat Kaltim telah menggunakan jasa keuangan, mulai dari tabungan, pembiayaan, hingga investasi.
Namun, tanpa edukasi, kondisi itu justru bisa memicu kerugian akibat salah memahami produk atau terjebak risiko finansial.
“Kalau tidak ada pemahaman, bisa saja masyarakat dirugikan oleh teknologi keuangan baru. Makanya literasi itu penting,” tambahnya.
Budi menegaskan, mahasiswa memiliki peran besar untuk mendukung peningkatan literasi. Pasalnya, 26 persen penduduk Kaltim adalah generasi muda, atau sekitar 1,1 juta jiwa.
“Kami berharap mahasiswa ini menjadi agen edukasi, menyebarkan pengetahuan kepada keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan begitu, literasi keuangan bisa meluas,” katanya.
Kegiatan Infinity Goes to Campus sendiri lahir dari semangat kolaborasi lintas lembaga, untuk menjawab tantangan literasi dan inklusi keuangan di Bumi Etam. BI Kaltim menggandeng OJK, perguruan tinggi, dan pelaku industri keuangan digital.
Sejumlah narasumber turut hadir, di antaranya Yulianta, Kepala Divisi Pengawasan Perilaku POJK, Edukasi dan Perlindungan Konsumen; Adi Nuryanto, Direktur Bina Talenta Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi; Ricko Marpaung, Business Director Indodax; Antony Kusuma, VP Indodax; Harumi May Supit, VP of Public Relations Amartha; Rahmia Hasinasari, Public Policy Manager DANA; dan Abynprima Rizki, Director of Marketing, Communication & Community Development AFTECH.
Harapannya, mahasiswa mendapatkan inspirasi dan pemahaman baru tentang dunia finansial teknologi, sekaligus menjadi pionir peningkatan literasi keuangan di Benua Etam.