Banjarmasin – Dina Marliyana, pelaku UMKM asal Desa Jantur, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara berhasil melakukan transaksi sebesar Rp 4,4 miliar dengan pembeli asal Banjarmasin dari usaha ikan asin miliknya.
Hal tersebut berlangsung dalam Forum Koordinasi Temu Usaha Perdagangan Antara Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang digagas Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim di Galaxy Hotel Banjarmasin, Selasa (19/10/2021).
Transaksi terdiri dari ikan asin toman jumbo sebanyak 27.000 kg dengan harga rata-rata Rp 95.000 per kg atau setara Rp 2,56 miliar. Kemudian ikan asin toman besar sebanyak 21.600 kg dengan harga Rp 85.000 per kg atau setara Rp 1,84 miliar.
“Ikan asin toman ini laku di Kalimantan Selatan, khususnya di daerah Alabio, Hulu Sungai Utara. Laku juga di Bandung dan Jakarta,” beber Acil Ana sapaan akrabnya, Rabu (20/10/2021).
Acil Ana pun menceritakan sedikit bagaimana awal ia mulai menekuni bisnis ikan asin yang sukses itu.
“Tahun 1998 saya datang ke Jantur ikut orang tua, kerja ikan. Tidak digaji, dapat makan aja,” ujar Acil Ana.
Dijelaskan Acil Ana, awalnya ia hanya membantu orang tuanya. Setelah sang ayah meninggal ia harus merintis usahanya sendiri.
Tak selalu mulus seperti yang dilihat saat ini, Acil Ana mengaku juga pernah mengalami kebangkrutan seperti yang dialami pengusaha pada umumnya dan ia hampir putus asa.
Tak mau lama lama bersedih, ia pun bangkit dengan berusaha tegar dan terus berdoa.
“Seorang pengusaha Tionghoa dari Bandung ngasih modal sekitar Rp 100 juta pada tahun 2004,” ungkapnya.
Lulusan MAN Darunnajah Amuntai Selatan itu pun menggunakan uang tersebut dengan bijak, yaitu membeli lahan untuk gudang dan areal penjemuran ikan berukuran panjang 80 meter dengan lebar 22 meter.
Meski sempat berada di titik terendah, ia mengaku bisnisnya sekarang tidak pernah sepi.
Selain bahagia karena bisnisnya yang sukses, ia juga merasa bahagia karena banyak orang menikmati hasil ikannya yang tak pernah gagal panen.
