
BONTANG – Tren penjualan daging sapi segar di Kota Bontang, mengalami penurunan drastis. Ini akibat tingginya preferensi pembeli terhadap daging beku yang dianggap lebih higienis dan lebih terjangkau secara harga.
Dampak dari tren ini terlihat jelas sejak awal tahun, namun dalam dua bulan terakhir, kondisinya semakin memburuk.
Hal ini berimbas pada penurunan jumlah pelanggan dan pendapatan para pedagang, karena stok daging sapi segar yang dijual menjadi berkurang akibat maraknya permintaan terhadap daging beku.
Dalam menyikapi situasi ini, Wakil Ketua DPRD Kota Bontang Agus Haris meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bontang untuk melakukan pendataan terhadap kebutuhan daging di Kota Taman tersebut.
“Pemerintah harus hadir untuk mengatasi ini dalam hal ini Disperindagkop harus melakukan monitoring,” ungkap Agus Haris saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (26/6/2023).
Agus Haris menekankan pentingnya peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bontang dalam terus melakukan evaluasi dan berinovasi untuk mengatasi masalah masuknya daging beku ke Bontang.
“Tujuannya untuk mencegah terjadinya ketimpangan harga pada kebutuhan pokok masyarakat, termasuk daging,” terangnya.
Hal ini menjadi langkah penting guna menjaga keseimbangan antara penawaran daging beku yang diminati oleh sebagian besar pembeli dan keberlanjutan usaha pedagang daging sapi segar yang tetap memenuhi permintaan konsumen setia mereka.
“Dengan adanya evaluasi dan inovasi terus-menerus dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bontang, kita berharap dapat menemukan solusi yang efektif untuk menghadapi persaingan dengan daging beku yang semakin marak di pasaran,” katanya.
Menurutnya, pihaknya juga perlu memastikan bahwa kebutuhan masyarakat akan daging segar tetap terpenuhi.
Ia menambahkan, bahwa langkah-langkah inovatif seperti meningkatkan kualitas daging sapi segar, memperluas distribusi, dan mempromosikan manfaat daging segar bagi kesehatan masyarakat dapat menjadi strategi yang efektif untuk mempertahankan pangsa pasar daging segar di tengah tren yang sedang berlangsung.
“Selain itu Disperindagkop harus mampu merumuskan kebijakan, alur perdagangan dan stabilitas harga. Kalau harga pasar yang terjun bebas, pemerintah harus hadir,” tandasnya. (*)