
KUKAR : Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara tengah berupaya mengembalikan kejayaan durian khasnya yang selama ini kurang dikenal dengan nama aslinya di pasaran.
Meski memiliki kualitas unggul, durian dari wilayah ini kerap dijual dengan nama “Durian Melak” lantaran lebih dikenal luas. Kini, pemerintah desa berkomitmen mengembalikan identitas asli durian Rapak Lambur agar mendapat tempat istimewa di hati pecinta durian.
Kepala Desa Rapak Lambur Muhammad Yusuf menjelaskan wilayahnya memiliki luas sekitar 5.505 hektare, di mana 70 persen masih berupa hutan yang kaya akan potensi buah lokal. Saat ini, sekitar 100 hektare lahan di desa telah ditanami durian, yang sebagian besar dikelola secara mandiri oleh warga.
“Durian kami punya kualitas yang tidak kalah dengan daerah lain. Ada Montong, Sitokong, hingga durian kampung dengan cita rasa khas. Kami ingin mengembangkan potensi ini tidak hanya sebagai komoditas unggulan, tetapi juga sebagai daya tarik wisata,” ujar Muhammad Yusuf, Kamis, 6 Maret 2025.
Sebagai langkah strategis, pemerintah desa mulai melakukan inventarisasi kebun durian milik warga. Nantinya, kebun-kebun ini akan dikembangkan sebagai destinasi wisata, di mana pengunjung bisa menikmati tur kebun durian, belajar budidaya, hingga mencicipi langsung durian segar dari pohonnya.
Untuk mendukung program ini, desa juga menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam pengelolaan dan peremajaan kebun durian. Pohon-pohon yang sudah tidak produktif akan diganti dengan bibit unggul agar hasil panen lebih berkualitas.
Selain itu, desa mendorong masyarakat untuk mengembangkan produk olahan berbasis durian, seperti dodol durian, lempok, hingga durian beku untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah bagi petani lokal.
Sebagai puncak upaya promosi, pemerintah desa tengah merancang Festival Panen Raya Durian yang diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.
Festival ini akan menjadi ajang promosi bagi durian lokal sekaligus memperkenalkan berbagai produk olahan durian hasil kreasi warga.
“Kami ingin festival ini menjadi daya tarik wisata tahunan yang bisa membantu meningkatkan perekonomian warga sekaligus mengangkat citra durian Rapak Lambur sebagai produk unggulan daerah,” tambah Muhammad Yusuf.
Upaya ini diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat dan memperkuat identitas durian lokal agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas. (Adv)