SAMARINDA : Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik menegaskan bahwa demokrasi harus memberikan kesejahteraan untuk masyarakat.
Maka dari itu, beberapa waktu lalu dirinya mengundang kontestan Pilgub 2024 untuk ikut kunjungan kerja (kunker) ke wilayah tengah.
“Setelah kita selesai berkontestasi, kita duduk bersama. Kira-kira apa PR kita ke depan,” ujarnya di Pendopo Odah Etam, Komplek Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin, 20 Januari 2025.
Akmal mengaku, sebagai Pj Gubernur dirinya mengundang seluruh kontestan, termasuk DPD dan DPRD Provinsi.
Namun, hanya tampak Anggota DPD RI Dapil Kaltim Yulianus Henock Sumual, Anggota DPR RI Dapil Kaltim Syarifah Suraidah dan Ketua DPD Partai Golkar Kaltim Rudy Mas’ud yang merupakan kontestan Pilgub 2024.
Tak terlihat kehadiran mantan Gubernur Kaltim periode 2018-2023 Isran Noor. Hal itu pun cukup menimbulkan kontra dan pertanyaan di masyarakat.
“Kita masih menunggu proses di MK, kita tidak mengatakan si A si B yang menang. Sembari proses berjalan, ayo kita ke lapangan dong. Kita lihat apa yang terjadi di lapangan, apa yang kita benahi ke depan,” jelasnya.
Ia mengatakan, hal itu dilakukan dengan harapan mereka yang sudah pernah berkuasa sebelumnya dapat memberikan masukan kepada yang akan berkuasa ke depan atau walaupun dia masih berkuasa apa yang harus diperbaiki ke depan.
“Karena proses kontestasi itu kan cuma rekrutmen aja, tapi mana tanggung jawab kita sebagai orang Kaltim untuk membangun Kaltim ke depan,” tuturnya.
Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri itu menjelaskan, dirinya tengah mencoba membangun budaya konsolidasi seperti itu meskipun orang menerjemahkannya dengan berbeda-beda.
“Ini budaya baru sih, memang warga banyak yang curiga tapi nggak apalah yang penting kita niat baik,” tegasnya.
Setelah melakukan kunjungan ke wikayah tengah, Akmal mengaku akan melanjutkan ke Sangkulirang dan juga Berau untuk melihat jalan dan infrastruktur dasar.
“Nah catatan itu kita berikan kepada yang berkuasa nanti siapa pun saya tidak sebut nama karena masih proses. Kita catat bersama ini yang sudah kita lakukan, ini yang belum, berapa sih uang kita. Jadi kita mengukur permasalahan yang kita temukan di lapangan dengan sumber daya yang kita miliki,” bebernya.(*)
