SAMARINDA: Di tengah ancaman degradasi lahan di Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) menegaskan kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan layanan medis, tetapi dimulai dari tanah yang sehat dan terkelola dengan baik.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, dalam Diskusi Publik Nasional bertema “Menjaga Tanah dan Air untuk Kehidupan Masa Depan” di Samarinda, Kamis, 4 Desember 2025.
Menurutnya, tanah memiliki hubungan langsung dengan kualitas air, ketahanan pangan, hingga peluang terjadinya penyakit lingkungan.
“Tanah yang kita jaga hari ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi penentu masa depan kesehatan masyarakat,” ujar Jaya, yang juga menjabat Ketua IKA Unpad Wilayah Kaltim.
Dalam paparannya, Jaya menyoroti peran tanah sebagai penyaring alami air. Kerusakan tanah dapat mengurangi ketersediaan air bersih, memperburuk sanitasi lingkungan, dan meningkatkan potensi gangguan kesehatan terutama pada anak.
Selain itu, perubahan iklim serta alih fungsi lahan yang tidak terkendali dinilai menjadi faktor terbesar penurunan kualitas tanah, mulai dari hilangnya kesuburan hingga meningkatnya risiko banjir dan kekeringan di daerah.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat bahwa lebih dari 95 persen sumber pangan dunia bergantung pada tanah.
Jaya menyebut fakta tersebut sebagai indikator betapa strategisnya menjaga keberlanjutan lahan, terlebih bagi Kaltim yang sedang berada dalam fase pembangunan dan pertumbuhan penduduk.
Peringatan Hari Tanah Sedunia 5 Desember dinilai menjadi momen refleksi agar isu kesehatan tidak hanya dipahami sebatas fasilitas medis dan obat-obatan, tetapi juga menyentuh akar persoalan dari lingkungan hidup.
“Sinergi lintas sektor harus menjadi komitmen bersama agar generasi mendatang tidak mewarisi kerusakan lingkungan yang kita biarkan hari ini,” tegasnya.
Jaya mendorong pendekatan kolaboratif antara pemerintah daerah, akademisi, pelaku industri, serta masyarakat sipil untuk memperkuat kebijakan pengelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan.
Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara IKA Unpad Kaltim, Universitas Mulawarman, serta Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) Kaltim-Kaltara.
Forum juga membahas strategi perbaikan tata kelola tanah sebagai pondasi kesehatan masyarakat berbasis wilayah. (Adv Diskominfo Kaltim)
Editor : Emmi

