KUKAR: Air merupakan sesuatu yang menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan, manusia pasti memerlukan air. Bahkan, untuk memulai hari pun manusia harus mandi dan hal itu memerlukan air.
Saat ini, Indonesia memang sudah memasuki musim kemarau. Di Kaltim sendiri cuacanya tak menentu, kadang sangat panas, kemudian seketika hujan.
Di tengah musim kemarau ini, ternyata tak semua orang bisa mendapatkan air. Seperti warga RT 15 Desa Perangat Selatan, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Mereka mengeluhkan air yang tidak mengalir selama kurang lebih dua bulan, yakni sebelum Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah.
“Kami di RT 15 masih belum teraliri air sampai sekarang. Kehadiran kami di sini untuk menindaklanjuti tuntutan kami sudah genap 2 bulan air masih tidak jelas,” kata salah satu perwakilan RT 15, Rinju.
Sebagai informasi, warga RT 15 berkumpul bersama untuk menindaklanjuti tuntutan terkait air yang tidak mengalir di Kantor BPD Perangat Selatan, Jalan Samarinda – Bontang Kilometer 73, Rabu (8/5/2024).
“Kami tidak akan beranjak jika tidak ada kepastian pemerintah melaksanakan upaya agar air mengalir di RT 15. Keluhan air membuat kami emosi, ibu-ibu terutama. Jadi kami ingin tahu upaya realisasi kapan dan secepatnya,” tegasnya.
Diketahui, sebelumnya Desa Perangat Selatan telah menerima Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) Sapras Peningkatan Kapasitas Air Bersih Program Kukar Idaman senilai Rp600 juta.
Namun, bantuan yang diresmikan langsung oleh Bupati Kukar Edi Damansyah pada Senin (26/2/2024) lalu itu nyatanya belum berjalan hingga saat ini. Padahal, saat peresmian itu air mengalir deras.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Perangat Selatan Sarkono menjelaskan dana BKKD senilai Rp600 juta itu telah digunakan untuk pembuatan penampang cor, kaki bak, pembelian box panel, panel listrik jaringan dari bak ke pompa kemudian pompa dan untuk pengebroan sumur serta biaya pemasangan.
Sarkono mengungkapkan, setelah dana tersebut dipergunakan untuk membeli sapras malah terjadi kecelakaan listrik di desa tetangga, Desa Perangat Baru.
“Kecelakaan listrik yang ada di F (Desa Perangat Baru) itu mengakibatkan pompa kita terbakar,” sebutnya.
Akibatnya, dengan dana yang sudah habis tersebut BKKD masih belum bisa difungsikan dan masyarakat tidak merasakan manfaatnya hingga saat ini.
Semestinya, meskipun kemarau melanda, masyarakat tidak merasakan kekurangan air jika saja BKKD tersebut berjalan lancar dan Rp600 juta dialokasikan dengan baik hingga tidak kekurangan.
“Intinya ibu-ibu minta air mengalir secepatnya. Kasihan capek ngangkut ke sumur,” keluh seorang warga, Dewi.(*)
