KUKAR : Masyarakat di Kecamatan Sanga Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) berbondong-bondong hadiri upacara memperingati Peristiwa Merah Putih ke-78 pada Senin, 27 Januari 2025.
Berlangsung di Lapangan Bola Sanga Sanga, upacara ini menjadi momentum sakral yang bersejarah bagi perjuangan masyarakat Sanga Sanga.
Dihiasi dengan penampilan teater, upacara itu memaknai perjuangan masyarakat untuk merdeka dari jajahan Belanda pada 27 Januari 1947 silam.
Peristiwa Merah Putih Sanga Sanga berawal ketika tentara Belanda (NICA) pada tahun 1945 menguasai Sanga Sanga yang kaya akan sumber minyak.
Hal tersebut membuat rakyat Sanga Sanga bersikeras mengusir Belanda, dengan melakukan perlawanan, hingga para pejuang mengadakan rapat dan tercetuslah rencana merebut gudang senjata Belanda dengan cara mengalihkan perhatian penjajah kepada berbagai keramaian kesenian daerah pada 26 Januari 1947.
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, menyampaikan kilas balik sejarah perjuangan yang bermula dari penindasan terhadap warga pribumi.
“Para pekerja pribumi menduduki posisi sangat rendah dan pendaptan yang jauh dari kata layak, sementara pegawai Belanda hidup dengan fasilitas mewah penuh harta,” terangnya saat diwawancarai.
Meski dengan kekayaan alamnya, pada saat itu memiliki 613 sumur minyak yang beroperasi menghasilkan 70 ribu ton minyak setiap bulannya, masyarakat Sanga Sanga tetap tidak diperdayakan layaknya manusia.
Dari hal itulah gerakan Merah Putih ini dilakukan dalam upaya pembebasan dari bentuk kekerasan.
“Maka para pejuang bersama melakukan pertempuran puncak itu terjadi pada tangal 27 Januari 1947 yang berakhir pada 30 Januari 1947,” terangnya.
Oleh karena itu, atas nama Pemkab Kukar Edi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat dan para pejuang di Sanga Sanga
“Peringatan peristiwa merah putih adalah momentum penghormatan kita semua kepada para pahlwan dalam merebut kemerdekaan,” pungkasnya.(*)