SAMARINDA: Diskursus mengenai arah pembangunan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pasca-pertambangan kembali menguat.
Seiring dengan menurunnya ketergantungan pada sektor tambang, muncul desakan agar pemerintah daerah dan masyarakat mulai mengarahkan investasi ke sektor ekonomi hijau dan biru yang lebih berkelanjutan.
Salah satu usulan yang mengemuka adalah pengembangan perkebunan cokelat sebagai tanaman keras yang tidak hanya menghasilkan komoditas bernilai tinggi, tetapi juga memiliki fungsi ekologis menyerupai hutan.
“Selama ini kita sudah capek-capek menghasilkan hasil tambang dari daerah kita, tapi dana bagi hasil yang diterima kecil, sementara kerusakan lingkungan yang ditinggalkan cukup besar. Karena itu, alternatif ekonomi hijau dan biru sangat penting,” ujar Kepala Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Timur, Budi Widihartanto.
Menurutnya, cokelat bisa menjadi salah satu pilihan strategis karena memiliki potensi ganda. Selain memenuhi kebutuhan konsumsi, produk cokelat juga bisa diolah lebih lanjut melalui hilirisasi, sehingga memberi nilai tambah ganda bagi masyarakat dan daerah.
“Kalau perkebunan cokelat dikembangkan, masyarakat bisa mendapat manfaat langsung. Apalagi bila hasilnya dihilirisasi menjadi produk olahan, kita akan memperoleh double benefit, ekonomi tumbuh tanpa merusak alam,” jelasnya.
Potensi ini, tambahnya, dapat diarahkan ke sejumlah wilayah di Kaltim yang memiliki lahan subur dan cocok untuk perkebunan tanaman keras, seperti Kutai Timur, Berau, dan Paser.
Dengan demikian, masyarakat sekitar bisa terlibat tidak hanya sebagai petani, tetapi juga calon tenaga kerja di industri pengolahan cokelat yang berkembang.
Selain sektor perkebunan, dorongan pengembangan ekonomi biru di wilayah pesisir juga penting untuk memperkuat basis ekonomi baru Kaltim.
Hal ini mencakup pengelolaan perikanan berkelanjutan, budidaya laut, hingga pariwisata bahari yang ramah lingkungan.
Dengan potensi besar yang dimiliki Kaltim, langkah beralih dari ekonomi berbasis tambang menuju ekonomi hijau dan biru dinilai sebagai strategi penting untuk mengurangi kerusakan alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

 
		 
