
KUTIM: Penutupan Festival Magic Land Kutai Timur berlangsung meriah di Lapangan Polder Ilham Maulana pada Jumat malam, 14 November 2025.
Acara yang menjadi penanda akhir rangkaian festival itu diisi dengan pengumuman peserta terbaik dalam Lomba Kirab Budaya serta pemberian Anugerah Kebudayaan Kutai Timur.
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, turut hadir memberikan penghargaan kepada para peserta yang dinilai menonjol selama kegiatan berlangsung.
Pada kategori perangkat daerah, kecamatan, dan desa, Badan Pendapatan Daerah Kutai Timur tampil sebagai peserta terbaik.
Posisi berikutnya diraih Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, sementara Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan menyusul di peringkat berikut. Untuk kategori harapan, panitia memilih Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pemerintah Desa Swarga Bara dari Kecamatan Sangatta Utara, serta Dinas Sosial.
Sementara itu, kategori paguyuban seni budaya dan adat menempatkan Ikatan Keluarga Toraja Kutai Timur sebagai peserta dengan nilai tertinggi. Reog Margo Kencono Sangatta berada di posisi selanjutnya, diikuti Reog Singo Lawu Sangatta.
Juara harapan, panitia menetapkan Wayang Panorama, Paguyuban Satrio Kencono Mudho, dan New Among Budoyo.
Pada kategori umum, Senam Bugar Happy Lansia menjadi penampil terbaik. Di bawahnya ada SD Negeri Nol Sepuluh Sangatta Utara, disusul Forum Pembauran Kebangsaan.
Juara harapan ditempati Jalasveva dari Pangkalan TNI Angkatan Laut Sangatta, kemudian SMP Negeri Lima Sangatta Utara, serta Perumdam Tirta Tuah Benua Kutim.
Selain mengumumkan peserta terbaik, panitia juga menyerahkan Anugerah Kebudayaan Kutai Timur kepada sejumlah tokoh yang dianggap berkontribusi bagi pelestarian seni dan budaya.
Penghargaan diberikan kepada Mohammad Azmin Maryam Aria Arifin sebagai kreator seni tari, Nisma Mawardah sebagai pelestari bahasa dan sastra, serta Agung Suroso bersama Syarwali Ahmad sebagai kreator seni rupa.
Penghargaan lain diterima Zulfikar Muhammad Nugroho untuk dedikasinya dalam seni musik, Ises Rahayu untuk pelestarian wastra, serta Affinizar Julianur Fajar sebagai generasi muda berbudaya.
Dalam pidatonya, Bupati Ardiansyah menyampaikan bahwa keberhasilan festival ini mencerminkan tingginya kepedulian warga terhadap sejarah dan tradisi daerah. Ia menegaskan bahwa kemajuan suatu wilayah sangat bergantung pada kemampuannya menjaga jati diri budaya.
Menurutnya, Kutai Timur memiliki keberagaman yang harus dipelihara, sehingga upaya pembangunan hendaknya selalu berjalan seiring dengan pelestarian seni dan tradisi.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus merawat kearifan lokal sebagai kekuatan daerah.
Dengan terselesaikannya seluruh proses penilaian dan penganugerahan, Festival Magic Land Kutai Timur tahun ini kembali menegaskan perannya sebagai ruang kreatif yang mendorong tumbuhnya budaya lokal di Kalimantan Timur. (Adv)

