
KUKAR : Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji dijadwalkan menggelar dialog dengan siswa-siswi tingkat SMA dan SMK di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Dialog ini menjadi bagian dari agenda Gerakan Salat Subuh Berjamaah, yang juga mencakup audiensi dengan siswa kelas XII.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Sekretariat Daerah Kukar, Dendy Irawan Fahrizal, mengungkapkan berdasarkan rundown dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Gubernur Rudy Mas’ud akan berdialog langsung dengan siswa kelas XII SMA sederajat di Kukar.
“Dalam agenda tersebut, ada sesi dialog antara Gubernur dengan siswa-siswi kelas XII. Jika benar terlaksana, pembahasannya tentu akan berfokus pada pendidikan dan strategi siswa setelah lulus sekolah,” ujarnya, Jumat, 7 Maret 2025.
Dendy menambahkan salah satu poin penting dalam dialog ini adalah kepastian mengenai pembiayaan pendidikan gratis bagi siswa, baik yang berkuliah di dalam maupun luar wilayah Kalimantan Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Dendy juga menyoroti sinergi antara program pendidikan gratis Pemprov Kaltim dengan Program Kukar Idaman, yang telah berjalan selama empat tahun terakhir.
“Beasiswa Kukar Idaman sudah berjalan dan akan terus berlangsung hingga tahun 2026, sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2021 tentang RPJMD,” jelasnya.
Program ini terbagi menjadi dua kategori, yakni Beasiswa Tuntas dan Beasiswa Stimulan. Hingga saat ini, program tersebut telah melampaui target, dengan pencapaian 8.050 penerima beasiswa, dari target awal 6.100 penerima yang ditetapkan Pemkab Kukar.
“Meski target sudah tercapai, program ini tetap dibuka hingga 2026, memastikan lebih banyak siswa dan mahasiswa mendapat manfaat,” tambah Dendy.
Dendy menegaskan diperlukan sinergi kuat antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memastikan semua segmen siswa dan mahasiswa dapat terakomodir dalam program pendidikan gratis.
Menurutnya, jika program Pemprov Kaltim sudah menyasar banyak segmen, maka Pemkab/Kota perlu mengidentifikasi kelompok yang belum terakomodir dan mencarikan solusi, terutama terkait dengan persyaratan usia penerima beasiswa.
“Misalnya, untuk program beasiswa S2 yang mensyaratkan usia maksimal 35 tahun, masih ada pelajar atau masyarakat di Kutai Kartanegara yang tidak bisa terfasilitasi karena melebihi batas usia. Itu perlu dicarikan solusi melalui program yang ada di Kukar,” jelasnya. (Adv)