JAKARTA: Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menegaskan bahwa ideologi Pancasila bukan hanya sebatas simbol atau jargon belaka, melainkan merupakan lambang nyata dari semangat keadilan, persatuan, dan kesejahteraan sosial yang harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Rudy Mas’ud, bersama Pancasila, keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar, dan harus ditaati oleh seluruh masyarakat.
“Harapan kita, ideologi Pancasila ini tidak hanya simbolis, tapi harus melambangkan semangat keadilan dan kesejahteraan sosial,” ujar Rudy Mas’ud dalam Sarasehan Kebangsaan bertema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menghadapi Tantangan Global Menuju Indonesia Raya” yang digagas oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Acara ini berlangsung di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Selasa, 20 Mei 2025.
Gubernur Rudy Mas’ud menambahkan bahwa Pancasila harus menjadi pedoman dan panduan hidup seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Rudy Mas’ud menyebut nilai-nilai Pancasila mencerminkan karakter bangsa yang religius, mengedepankan gotong royong, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menjaga persatuan, serta menerapkan prinsip demokrasi yang adil dan beradab.
“Pancasila telah disepakati oleh para pendiri bangsa sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Maka sudah klir dan final bahwa NKRI adalah harga mati,” tegas Rudy Mas’ud dengan penuh semangat.
Sementara itu, Ketua BPIP Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan bahwa kegiatan Sarasehan ini merupakan bentuk kolaborasi antara BPIP dan MPR RI dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang, terutama dinamika geopolitik global yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap ketahanan nasional.
Menurut Prof. Yudian, acara ini bertujuan untuk memperkuat wawasan para pemimpin daerah terhadap isu-isu strategis kebangsaan, sehingga mereka mampu merumuskan langkah yang tepat untuk menjaga kedaulatan negara dan memperkuat rasa kebangsaan di tengah perubahan dunia yang semakin kompleks.
“Sarasehan ini menjadi ruang kolaboratif lintas wilayah guna memperkuat pemahaman geopolitik serta meneguhkan kembali semangat Pancasila di kalangan pemimpin nasional maupun daerah,” jelas Prof Yudian.
Acara ini dihadiri secara langsung oleh 867 peserta yang terdiri dari gubernur, wali kota, bupati, dan pejabat kementerian.
Sementara secara daring, acara diikuti oleh 1.142 peserta dari berbagai daerah.
Sebagaimana diketahui, kegiatan Sarasehan Kebangsaan dibuka oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani.
Dalam sambutannya Ahmad Muzani mengatakan bahwa perubahan geopolitik dunia merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus ditangkap.
“Untuk menangkap peluang tersebut, Pancasila harus tetap dinyalakan. Menurutnya Keragaman Indonesia, baik suku, budaya dan agama, merupakan suatu yang rentan apabila Pancasila tidak benar-benar menjadi pegangan dalam kehidupan beragama dan berbangsa,” ujarnya. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor : Emmi
