SERANG BANTEN: Hindari anak-anak terjebak pinjaman online yang marak ditawarkan lewat berbagai media, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat edukasi dan literasi keuangan kepada murid sekolah di semua tingkatan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, memberikan pemahaman tentang keuangan kepada anak-anak sekolah, sangat berbeda di masing-masing jenjang.
Untuk anak Sekolah Dasar (SD) misalnya, mereka akan lebih memahami pembelajaran bila diberikan dengan bercerita dan bercanda.
Ini karena anak-anak baru memahami sesuatu bila ada ketertarikan mereka terhadap materi yang disajikan.
“Cara yang paling tepat yaitu dengan bercerita,” tutur Friderica yang tampil berdialog dengan ratusan murid SD di Provinsi Banten dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2024, Jumat (26/7/2024).
Dalam acara ini juga dibagikan 1.000 tabungan simpanan pelajar (SimPel) dan mendongeng tentang bijak menabung.
Kegiatan ini berlangsung di Plaza Aspirasi Kantor Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Serang.
Friderica juga mengatakan, literasi keuangan untuk anak merupakan salah satu program dari 10 prioritas di OJK.
Ia menambahkan, hal tersebut dilakukan agar anak-anak tidak terpengaruh dengan pinjaman online/daring ilegal, judi online/daring, atau paylater yang tidak bertanggung jawab penggunaannya di kemudian hari.
“Mendongeng atau berceritera merupakan salah satu upaya untuk memberikan edukasi kepada anak-anak, menggunakan bahasa yang sederhana,” ujar Friderica.
Saat berceritera, Friderica juga menyelipkan hal penting menabung sejak dini. Sebab, jika anak tidak paham literasi keuangan, dikhawatirkan ke depan mereka dapat terjerat dampak negatif dari pemakaian uang yang salah, hingga berutang tanpa tahu kemampuan.
Menjawab pertanyaan ia mengaku bahwa ini salah satu upaya untuk bersama-sama memberantas seperti itu dari mulai edukasi sejak dini.
Bicara tentang rekening anak sekolah, Friderica mengatakan sesuai catatan OJK sudah 57 juta pelajar sudah memiliki simpanan tabungan di rekening bank.
Dari jumlah tersebut sudah 80 persen anak sekolah dari total pelajar Indonesia yang sudah menabung dan menyimpan uangnya di bank. Jumlah ini setiap tahun terus bertambah, karena anak-anak semakin paham arti dan kegunaan menabung.
“OJK akan terus menggabungkan dan mengajak anak-anak untuk selalu menabung dengan edukasi sedini mungkin. Agar ke depan tidak terjebak dengan pinjaman online (pinjol),” tutup Friderica.
Anggota Komisi XI DPR Marinus Gea mendukung dan mendorong program OJK tersebut untuk dilakukan di semua tempat dan bisa menjangkau seluruh anak Indonesia, tak terkecuali bagi wilayah yang sulit terjangkau.
“Kita bicara untuk generasi 2045 itu adalah mereka yang sekarang belajar di tingkat SD, SMP dan mereka yang akan menggantikan posisi kita nanti,” kata dia.
Turut hadir dalam acara tersebut Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Provinsi Banten M. Agus Setiawan.(*)