SAMARINDA: Meski diguyur hujan lebat, warga tetap antusias menyaksikan penutupan Festival Budaya Kampung Ketupat Samarinda Seberang 2025, Minggu, 18 Mei 2025.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, resmi menutup festival yang berlangsung selama tiga hari itu, seraya menegaskan komitmen Pemkot untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya lokal.
“Ini kearifan lokal yang diwariskan dari pemimpin kita terdahulu. Kita tidak punya pilihan selain menjaga, merawat, dan mengembangkannya,” ujar Andi Harun.
Ia mengingatkan bahwa Kampung Ketupat pertama kali dibangun pada 11 Agustus 2011, sebagai bagian dari visi kebudayaan yang terus dilestarikan hingga hari ini.
Kini, kawasan tersebut tak hanya menjadi ikon Samarinda Seberang, tetapi juga daya tarik wisata budaya yang potensial.
Pemerintah Kota berencana memperkuat infrastruktur dan fasilitas pendukung kawasan ini agar lebih menarik bagi wisatawan, termasuk dengan menurunkan tim perancang untuk pengembangan jangka panjang.
“Minggu ini kita akan mulai menurunkan tim untuk melihat kira-kira bagaimana ke depan kita akan kembangkan, termasuk dari sisi infrastruktur,” ujarnya.
Tak hanya itu, Pemkot juga membuka kemungkinan untuk menggabungkan Festival Kampung Ketupat dengan agenda besar lain seperti Festival Mahakam atau Hari Jadi Kota Samarinda, guna memperkuat brand pariwisata kota.
“InsyaAllah, mulai tahun depan sesuai dengan rencana yang kita susun tahun ini, pengembangan Kampung Ketupat akan kita lanjutkan secara lebih serius dan sistematis,” pungkas Andi Harun.
Dalam kesempatan tersebut, Pemkot melalui Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) juga menyerahkan dua unit mobil wisata kepada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), guna mendukung mobilitas pengunjung dan memperluas jangkauan destinasi.
“Dua mobil wisata kami serahkan untuk membawa tamu berkeliling ke Kampung Ketupat, Kampung Tenun, hingga Masjid Siratul Mustakim, sebagai satu paket wisata budaya,” kata Kepala Disporapar Samarinda, Muslimin.
Festival ini dimeriahkan dengan aneka kegiatan budaya seperti lomba menganyam ketupat, lomba memasak, bazar UMKM, tari tradisional, lomba fotografi, sayembara desain logo, hingga panggung musik.
Fasilitas ramah pengunjung dan makanan gratis juga disediakan panitia sebagai bentuk apresiasi kepada warga.