SAMARINDA: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Kalimantan Timur kembali mengukuhkan sarjana baru melalui yudisium tahap kedua yang digelar di Gedung IKIP PGRI Kaltim, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Sebanyak 100 mahasiswa dari tiga program studi dinyatakan lulus dan siap menyandang gelar sarjana pendidikan.
Rektor IKIP PGRI Kaltim, Suriansyah, menjelaskan bahwa yudisium ini merupakan lanjutan dari tahap pertama yang telah dilaksanakan pada 17 Juni 2025 lalu. Secara keseluruhan, total mahasiswa yang akan mengikuti wisuda tahun ini berjumlah 167 orang.
Dari jumlah itu, rinciannya adalah 58 mahasiswa Pendidikan Ekonomi, 93 mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga, dan 16 mahasiswa Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif.
“Namun masih ada sekitar 30 mahasiswa yang belum bisa bergabung karena harus menyelesaikan tugas-tugas akademik,” ujarnya.
Menurut Suriansyah, yudisium adalah bentuk pengakuan internal kampus terhadap mahasiswa yang telah menuntaskan perkuliahan, sedangkan wisuda adalah pengakuan eksternal yang akan diumumkan kepada masyarakat luas. Prosesi wisuda dijadwalkan berlangsung pada 22 Oktober 2025 di Bumi Senyiur, Samarinda.
“Artinya, setelah yudisium ini, semua mahasiswa wajib segera mendaftar wisuda. Jangan menunggu hingga mendekati hari pelaksanaan. Karena tanpa wisuda, proses pengakuan kesarjanaan tidak akan sempurna,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Suriansyah menyampaikan apresiasi kepada seluruh dosen yang telah membimbing mahasiswa hingga mencapai tahap akhir.
Ia juga meminta para sarjana baru untuk menjaga nama baik almamater di tengah masyarakat.
“Kalian sudah resmi menjadi sarjana. Pulang dari sini silakan mulai gunakan gelar akademik sebagai bentuk legalitas. Tetapi ingat, di masyarakat tantangan jauh lebih kompleks dibanding saat kuliah. Jadilah sarjana yang kuat, berkompeten, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat,” pesannya.
Ia menekankan, kesuksesan alumni akan menjadi kebanggaan bagi kampus.
Karena itu, para sarjana baru diharapkan tetap menjalin hubungan erat dengan almamater melalui ikatan alumni.
“Kampus ini satu-satunya IKIP di Kalimantan Timur. Mari sama-sama kita besarkan nama IKIP PGRI agar menjadi kebanggaan bersama,” tambahnya.
Ketua YPLP PGRI Pusat, Supardi, yang diwakili oleh Sekretaris Ahmad, turut memberikan sambutan.
Ia menegaskan bahwa kelulusan mahasiswa merupakan hasil perjuangan panjang yang tidak mudah.
“Masih ada teman-teman kalian yang belum bisa mengikuti yudisium hari ini. Karena itu bersyukurlah. Empat tahun kalian ditempa, diberi kompetensi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Guru dan Dosen, meliputi kompetensi akademik, profesionalisme, kepribadian, dan sosial. Nilai boleh bervariasi, tetapi kompetensi itu yang utama,” katanya.
Ahmad menambahkan, kelulusan bukan akhir dari proses belajar. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa menjadi guru berarti siap untuk terus belajar sepanjang hayat.
“Jangan berpikir setelah yudisium selesai lalu berhenti belajar. Prinsip seorang guru adalah tidak pernah berhenti belajar. Kreativitas harus terus dikembangkan agar mampu menjawab tantangan zaman,” tutupnya.
Dengan pengukuhan ini, para sarjana baru IKIP PGRI Kaltim resmi memasuki babak baru untuk mengabdi di masyarakat.
Mereka diharapkan mampu menjadi bagian dari generasi emas 2045 yang dipersiapkan pemerintah untuk menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka.