JAKARTA : Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022 bukan sekadar gagah-gagahan. Pemerintah berharap pencabutan ini dapat mendorong pertumbuhan ekononi Indonesia lebih baik dari tahun 2022.
Pencabutan PPKM sendiri dilakukan setelah pemerintah melakukan kajian selama 10 bulan terakhir. Indonesia dinilai cukup berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.
“Akhir tahun 2022 kemarin telah kita cabut PPKM. Bukan untuk gagah-gagahan, tapi memang kajian selama 10 bulan terakhir angka-angka menunjukkan bahwa kita bisa mengendalikan Covid-19,” tegas Jokowi saat konferensi pers pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Selanjutnya Presiden Jokowi berharap kinerja pasar modal Indonesia bisa semakin baik, sehingga secara langsung dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan melewati rintangan serta menjawab berbagai tantangan di 2023.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan perekonomian Indonesia yang dicerminkan dari kinerja pasar modal yang jauh lebih baik dibanding negara-negara di Eropa dan Asia.
Ditambahkan, per 30 Desember 2022, IHSG telah berada di posisi 6.850,62 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,09 persen secara year to date. Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,06 persen secara year to date yaitu sebesar Rp9.499 triliun atau 50 persen dari PDB Indonesia tahun 2022. Peningkatan kinerja IHSG juga diikuti dengan pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia menjadi 10,30 juta SID atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Jumlah investor ritel ini didominasi oleh investor domestik sebesar 55 persen dan didominasi investor berusia di bawah 30 tahun sebesar 58,74 persen.
Di 2022 IHSG pernah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 poin, tepatnya pada tanggal 13 September 2022. Demikian halnya tambah Mahendra, dengan kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada tanggal 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 triliun.
Mahendra menyampaikan bahwa prioritas dalam pasar modal Indonesia ke depan yaitu peningkatan integritas, akuntabilitas dan kredibilitas.
Menurutnya, dengan kondisi yang positif ini diperkirakan peningkatan investasi di pasar modal Indonesia akan terus membaik di 2023.
“Maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi indonesia. It’s all about investment. Kita harus menguatkan itu dan dorong momentumnya,”kata Mahendra.
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir pada pembukaan Bursa Efek Indonesia mengharapkan hadirnya Presiden Jokowi pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia dapat menyuntik semangat dan motivasi para pelaku pasar, self regulatory organizations dan seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka membangun integritas dan kredibilitas investor.
“Tahun 2023 merupakan tahun ujian bagi seluruh pihak baik di sektor keuangan maupun sektor lainnya. Pemerintah serta otoritas sektor keuangan akan menghadapi ujian berupa pengendalian inflasi, pencegahan resesi, pemilihan ekonomi pascapandemi, serta meningkatkan sumber pembiayaan jangka panjang yang perlu ditingkatkan,” kata Sri Mulyani.

 
		 
