Samarinda – Sejak maraknya penyebaran pandemi Covid di tahun 2019 silam, sistem pendidikan turut terdampak dan mengharuskan pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring (online).
Hingga menilai pandemi Covid-19 melandai, Senin (20/9/2021) lalu pun pemerintah Kota Samarinda memberanikan untuk membuka sistem pembelajaran bagi SD dan SMP secara tatap muka.
Tentu tidak dipungkiri akibat dari pembelajaran jarak jauh menimbulkan loss learning alias hilangnya pengetahuan dan keterampilan pada anak.
Hal tersebut diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda Asli Nuryadin, dikatakannya bahwa loss learning pasti terjadi di beberapa sekolah.
Tahap awal terdapat sekitar 50 sekolah dari kisaran 800 lembaga pendidikan Kota Samarinda telah melangsungkan PTM dalam tiga minggu dan masih terfokus pada menumbuhkan semangat maupun psikologi fresh atau baru.
“Untuk tahap awal ini masih fokus bagaimana cara menyegarkan semangat belajar anak agar kembali tumbuh dengan psikologi baik,” ungkap Asli Nuryadin saat dihubungi Narasi.co, Rabu (6/10/2021).
Menurutnya, sistem PTM saat ini belum terlalu optimal, para siswa juga tidak diwajibkan untuk menyelesaikan seluruh kurikulum materi pelajaran. Mengingat jam berlangsungnya PTM hanya selama 2 jam lamanya.
Terkait dampak tersebut, ke depan akan dilakukan upaya seperti bimbingan khusus terhadap para siswa, dan sedang mempersiapkan hal itu.
“Yang pasti ke depan para siswa akan diupayakan untuk menuntaskan kurikulumnya. Apakah nanti akan remedial atau seperti apa baiknya, akan diusahakan,” ujarnya.
Sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Asli memaklumi terjadinya loss learning tetapi tetap mengambil segala hikmah seperti penggunaan teknologi informasi.
Di sisi lain Asli tetap berharap kolaborasi semua pihak, baik pihak sekolah, orang tua maupun siswa untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pemahaman anak terhadap pendidikan dan pandemi Covid-19 segera teratasi.
