SAMARINDA: Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) resmi membuka Kaltim Digital Festival (Digifest) 2025 pada Jumat, 29 Agustus 2025 di Gedung BI Kaltim, Samarinda.
Festival yang berlangsung hingga 31 Agustus ini menghadirkan serangkaian agenda edukatif, kompetitif, sekaligus rekreatif untuk mendorong literasi dan akselerasi digital di Bumi Etam.
Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, menegaskan Digifest 2025 menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor antara BI, pemerintah daerah, industri perbankan, komunitas digital, hingga pelaku usaha.
“Tujuan utama festival ini adalah memperluas pemanfaatan sistem digital di Kaltim sekaligus memperkuat literasi masyarakat. Dengan digitalisasi, pelayanan pemerintah menjadi lebih efisien, pendapatan daerah meningkat, dan proses pembangunan berjalan lebih transparan,” ujar Budi seusai membuka acara.
Rangkaian kegiatan Digifest 2025 cukup beragam, mulai dari talkshow interaktif bertema ekonomi digital, bazar kuliner dan UMKM dengan sistem pembayaran cashless, hingga kompetisi berbasis QRIS yang menyasar generasi muda.
Festival ini juga menghadirkan Kaltim Run DigiFest 2025 7K pada Minggu, 31 Agustus 2025 mendatang sebagai penutup, menggabungkan gaya hidup sehat dengan inovasi digital.
Talkshow yang digelar pada 29–30 Agustus menghadirkan sejumlah narasumber lintas sektor dengan topik seperti “Dibalik Layar Transaksi: Siapa Jaga Data Kita”, “Sinergi dan Inovasi Digital: Bersama Membangun Ekosistem Digital Kaltim”, hingga “Infinity Goes to Campus” yang menyasar kalangan mahasiswa.
Sementara itu, kompetisi bertajuk QRISPerience menarik perhatian anak muda melalui lomba cosplay, turnamen Mobile Legends, desain poster digital, hingga konten kreatif tentang perlindungan konsumen.
Tak hanya talkshow dan beragam lomba, hadirin juga disuguhkan beragam jajanan lewat Food Expo & Bazaar yang menghadirkan produk UMKM dan kuliner khas Kaltim dengan sistem pembayaran cashless.
Budi menekankan pentingnya literasi sebagai kunci dari perkembangan ekosistem digital di Kaltim. Menurutnya, meski indeks inklusi keuangan sudah mencapai lebih dari 90 persen, tingkat literasi keuangan masyarakat masih di angka 60 an persen.
“Gap ini harus kita kecilkan. Karena kalau masyarakat hanya menggunakan sistem digital tanpa pemahaman yang cukup, risiko penipuan dan kerentanan akan semakin besar. Digifest ini hadir sebagai wadah edukasi sekaligus hiburan,” jelasnya.
Selain talkshow dan lomba kreatif, BI Kaltim bersama asosiasi fintech serta perguruan tinggi juga menyelenggarakan program literasi keuangan di kampus-kampus dan komunitas lokal.
Digifest 2025 dikemas sebagai festival inklusif, di mana edukasi digital dipadukan dengan hiburan dan kreativitas.
Selain kompetisi berbasis digital, acara ini juga menghadirkan bazar UMKM dan panggung hiburan untuk menarik minat masyarakat luas.
“Festival ini bukan sekadar seremonial, tetapi momentum menggerakkan seluruh lapisan masyarakat untuk semakin akrab dengan dunia digital. Dari anak-anak sekolah, mahasiswa, sampai pelaku usaha semua bisa ambil bagian,” pungkas Budi.

 
		 
