Jakarta – Kementerian Kesehatan melaporkan telah menemukan dugaan kasus Hepatitis di sejumlah daerah termasuk Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dr Mohammad Syahril dalam keterangan pers dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Jumat (13/5/2022) kemarin.
Dalam keterangannya, di Indonesia saat ini terdapat 18 kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Kasus tersebut berasal dari Kaltim, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun paling banyak dari DKI Jakarta dengan 12 kasus.
Dari 18 kasus tersebut, 9 kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable. 7 kasus discarded terdiri dari 1 orang positif hepatitis A, 1 orang positif hepatitis B, 1 orang positif tifoid, 2 orang demam berdarah dengue, 2 lainnya berusia lebih dari 16 tahun.
Selain itu, dari hasil investigasi kontak tidak ditemukan adanya penularan langsung dari manusia ke manusia.
“7 dari 18 pasien dinyatakan meninggal dunia. Namun belum bisa dipastikan meninggal karena penyakit hepatitis atau penyakit lain,” ujarnya.
Sementara itu, dr Syahril menambahkan pasien yang diduga Hepatitis memiliki rentang usia 0-20 tahun dengan gejala yang ditemukan yakni demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal, dan urine seperti air teh.
“Meski gejala mengarah pada hepatitis akut namun belum bisa dipastikan pasien penderita hepatitis akut,” tuturnya.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan terus melakukan upaya investigasi dengan melakukan analisis pathogen menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS) maupun penyelidikan epidemiologi lebih lanjut untuk memastikan penyebab dari kejadian hepatitis akut ini.

 
		 

