SAMARINDA : Kalimantan Timur (Kaltim) yang kerap dijuluki sebagai Benua Etam memiliki sungai terpanjang ke-2 di Indonesia dengan panjang kisaran 920 kilometer dan lebar 300-500 meter.
Sungai tersebut terletak di Ibu Kota Provinsi Kaltim yaitu Kota Samarinda, Kerap dijuluki Sungai Mahakam ini membelah Kaltim dan memiliki potensi wisata yang memanjakan mata.
Menikmati sore dengan matahari tenggelam sudah sangat menjanjikan untuk dilakukan pada hari libur. Kota Tepian juga menawarkan beberapa spot wisata menarik lainya untuk menghabiskan waktu bersama kerabat.
Kapal wisata sungai Mahakam menjadi pilihan tepat, sebab fasilitas wisata tersebut membawa pengujung untuk melintasi kemegahan Jembatan Mahkota II, Jembatan Mahakam, dan Jembatan Mahulu.
Dilansir melalui Diskominfo Kaltim, kapal wisata tersebut dibandrol dengan tarif penumpang dewasa adalah Rp70.000 dan untuk anak-anak usia 5-12 tahun Rp35.000.
Terlepas dari itu, fasilitas kapal juga bisa diakses secara privat bagi pengujung, sebab kapal wisata itu juga bisa digunakan sebagai acara wisata keluarga dan kegiatan perusahaan dengan kapasitas penumpang 75 hingga 120 orang.
Kami memiliki kesempatan perjalanan menggunakan kapal dan ditemani oleh tour guide kompeten. Tersedia lima kapal yang disuguhkan untuk wisatawan dengan pembagian rute.
“Lebih dari itu, fasilitas yang diberikan cukup lengkap terdapat mushola, toilet, karaoke, live music, kantin, meja dan kursi, serta meja jamuan makan,” ucap salah satu pihak kapal saat diwawancarai pada Sabtu (04/01/25).
Jangan khawatir, untuk keselamatan penumpang, kapal ini juga dilengkapi perlengkapan keselamatan berupa jaket pelampung, Ring Bouy, P3K, alat pemadam api ringan, asuransi jiwa, air PDAM untuk wudhu dan wastafel.
Wisata Susur Sungai Mahakam ini berada di Jalan Gajah Mada No. 19, Pasar Pagi, Samarinda, Kalimantan Timur, tepatnya kalian bisa datang di Dermaga Kapal Wisata Samarinda.
Sungai Mahakam ini dapat diakses oleh wisatawan kapan pun, tetapi jam berkunjung terbaik bisa di sore hari, karena suasana lebih hangat dan nyaman sambil menikmati matahari terbenam.
Sungai ini mencatat sejarah sebagai ikon kehidupan masyarakat sekitar, komunitas dari desa-desa nelayan hingga kota-kota besar seperti Samarinda di sepanjang alirannya sejak zaman dulu.
Selain itu, sungai ini tidak hanya menjadi penghubung transportasi, tetapi juga memainkan peran penting dalam sejarah perdagangan dan budaya, khususnya bagi Suku Dayak dan Kutai yang telah lama mendiami wilayah ini.(*)